Sumber: Bloomberg |
JOHANNESBURG. Komite Moneter dan Perekonomian Afrika Tengah alias Central African Economic and Monetary Community yang terdiri dari enam negara di wilayah Afrika Tengah, memangkas prediksi pertumbuhan perekonomian menjadi 2,8% karena resesi ekonomi global.
Sebelumnya, mereka memprediksi pertumbuhan ekonomi mereka akan menggelinding 3,9%. Hal ini dibeberkan oleh Philibert Andzembe, President Monetary Policy Committee Cemac melalui pernyataannya di ibukota Kamerun,Yaounde.
"Komite Moneter telah menghitung ebolusi kondisi internasional dan moneter yang ditandai oleh melemahnya aktivitas perekonomian, anjloknya harga bahan baku yang diekspor Cemac dan kondisi moneter yang melemah secara berkelanjutan oleh bank sentral," kata Andzembe.
Awal Maret lalu, International Monetary Fund menyatakan bahwa negara yang termiskin di dunia ini kemungkinan membutuhkan utangan dengan bunga rendah senilai US$ 140 miliar lantaran perekonomian tergebuk oleh resesi. Harga komoditi yang anjlok seperti minyak dan tembaga, juga minimnya investasi asing telah menekan anggaran pemerintah dan cadangan devisa.
Cemac termasuk Kamerun, Republik Afrika Tengah, Chad, Kongo, Equatorial Guinea and Gabon. Kamerun merupakan pengembang cokelat terbesar kelima di dunia, sementara negara-negara Cemac kecuali Republik Afrika Tengah merupakan produsen minyak.
Industri utama di wilayah ini yang terkena krisis global termasuk kehutanan, pertanian, pertambangan dan perdagangan.
Inflasi di wilayah ini diprediksi akan melambat dari 3,7% menjadi 3% sebagai respons atas lambatnya inflasi global.