kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi akuisisi di pariwisata naik dua kali lipat


Senin, 26 Januari 2015 / 10:55 WIB
Aksi akuisisi di pariwisata naik dua kali lipat
ILUSTRASI. Kenali beberapa jenis pilihan biji kopi nusantara dengan mengenali ciri khas dan rasanya berikut. dok/Health Magazine


Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan

FRaNKFURT. Di tengah perlambatan ekonomi dunia, aksi merger & akuisisi (M&A) di industri pariwisata justru kian marak. Tahun lalu, transaksi M&A menembus US$ 64,4 miliar. Angka ini naik dua kali lipat dibandingkan transaksi M&A yang mencakup sektor perhotelan, jasa perjalanan dan operator tur di sepanjang tahun 2013.

Setidaknya ada dua faktor pemicu maraknya aksi M&A di bisnis pariwisata. Pertama, kompetisi ketat. Kemunculan situs dan aplikasi wisata yang mewabah memicu persaingan ketat antara hotel, jasa perjalanan, dan operator tur.

Kedua, biaya merger dan akuisisi yang murah. Tahun lalu, transaksi M&A di sektor perhotelan, jasa perjalanan dan operator tur tercatat sebanyak 596 kali. Saat ini, pebisnis pariwisata yang mampu bertahan dari hantaman krisis tahun 2008 dan 2009 terbilang sedikit. Mereka mendapatkan berkah dari era suku bunga murah.

Pebisnis pariwisata juga mendapat pasokan likuiditas dari pemulihan jumlah kunjungan wisatawan dunia. Bank of America Merrill Lynch tercatat sebagai financial advisor terbesar di industri pariwisata dengan pangsa pasar 9,9%. Disusul Lazard Ltd dengan market share 9,2%.

“Industri pariwisata punya prospek kinclong karena terus tumbuh. Tapi, kompetisi semakin ketat karena memasuki fase pergeseran ke fase online and mobile travel,” ujar Angelo Rossini, analis Euromonitor International, seperti dikutip Bloomberg, akhir pekan lalu.

Agen online

Tahun ini, transaksi M&A diperkirakan akan terus tumbuh. Pemicunya adalah dominasi yang semakin kuat dari agen perjalanan online dan berbasis website. Keberadaan agen perjalanan online memang mendongkrak kunjungan turis. Itu sebabnya, agen perjalanan online mendominasi transaksi M&A.

Aksi terbaru, Expedia Inc baru saja mengakuisisi agen perjalanan online Travelocity seharga US$ 280  juta pada Jumat lalu (23/1). Aksi anyar ini menambah deretan manuver Expedia. Tahun lalu, Expedia merogoh kocek US$ 2,6 miliar untuk mencaplok situs reservasi restoran online, OpenTable.

Sebelumnya, operator hotel terbesar di Eropa, Accor SA, membeli Wipolo. Ini adalah aplikasi mobile yang memberikan turis individu merencanakan perjalanan.  Accor juga merogoh kocek US$ 1,3 miliar untuk mengakuisisi tiga portofolio hotel baru pada tahun lalu.

Accor pun berencana menghabiskan € 225 juta untuk memperkuat kanal bisnis digital. Bujet jumbo ini disediakan Accor untuk berbelanja agen travel online dalam tempo tiga tahun atau hingga tahun 2018. Pertumbuhan tinggi agen travel online turut memicu konsolidasi di antara operator perjalanan konvensional.

Aksi agen travel online Priceline Group Inc dan Expedia Inc yang terjebak perang tarif membuat margin hotel semakin menipis. Akibatnya, operator tur Fosun International Ltd dan operator Club Mediterranee SA memilih merger agar bisa mempertebal margin.

Sejumlah operator konvensional bahkan gulung tikar. Coba tengok rencana Kuoni Reisen Holding AG. Konglomerasi grup asal Swiss ini berencana menjual aset bisnis di bidang operator tur perjalanan seharga US$ 2,6 miliar. “Kuoni tidak mampu bertahan di tengah kompetisi ketat. Padahal, lima tahun lalu operator tur adalah bisnis inti mereka,” tambah Rossini.

Tahun lalu, transaksi yang paling menyedot perhatian adalah aksi perusahaan investasi tersohor, Blackstone Group LP yang mengakusisihotel dan kasino milik Cosmopolitan di Las Vegas.Blackstone kembali membawa kejutan dengan mencaplok jaringan hotel Hilton Worldwide Holdings Inc seharga US$ 26 miliar.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×