kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,33   -6,02   -0.65%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Boeing perkirakan dua dekade ke depan permintaan pesawat naik drastis


Selasa, 17 Juli 2018 / 23:09 WIB
Boeing perkirakan dua dekade ke depan permintaan pesawat naik drastis
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia di area GMF


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen pesawat terbang, Boeing melalui hasil riset proyeksi tahunan perusahan bernama Boeing Commercial Market Outlook (CMO), memprediksi permintaan pesawat akan naik signifikan dalam 20 tahun ke depan. Salah satunya disebabkan adanya peningkatan lalu lintas pesawat penumpang dan banyaknya pesawat tua yang akan dipensiunkan.

“Untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun, kami melihat ekonomi tumbuh di setiap kawasan di dunia. Pertumbuhan yang selaras ini memberi stimulus tambahan bagi perjalanan udara secara global. Kami melihat tren lalu lintas yang kuat tidak hanya pada emerging markets seperti China dan India, tapi juga pasar Eropa dan Amerika Utara,” tulis Randy Tinseth, Wakil Presiden Commercial Marketing Boeing di Inggris (17/7) melalui rilis pers.

Menurut data Boeing, saat ini ada lebih dari 900 pesawat yang sudah berusia lebih dari 25 tahun. Hingga pertengahan 2020, lebih dari 500 akan mencapai usia 25 tahun setiap tahunnya. Karenanya, kata Tinseth, 44% pesawat baru akan dibutuhkan untuk mengganti pesawat yang memasuki masa pensiun itu. Sementara, 54% sisanya akan berasal dari permintaan pesawat karena pertumbuhan industri transportasi udara.

Pesawat berlorong tunggal diprediksi bakal mengalami pertumbuhan permintaan terbesar sebanyak 31.360 pesawat baru selama 20 tahun ke depan. Total potensi pasar itu mencapai US$ 3,5 triliun dan didorong karena permintaan pesawat dengan kategori low cost carrier (LCC). China dan Asia Tenggara disebut menjadi wilayah dengan permintaan tertinggi untuk kategori pesawat berlorong tunggal.

Sementara kebutuhan pesawat berbadan lebar akan mencapai 8.070 unit dengan nilai sekitar US$ 2,5 triliun untuk jangka waktu 20 tahun ke depan. Kebutuhan yang besar itu akan menciptakan permintaan yang besar terhadap jasa pendukung penerbangan mulai dari suku cadang, pemeliharaan dan jasa tehnik, modifikasi pesawat, dan operasional penerbangan.

Untuk pasar pendukung itu, potensi yang diperkirakan Boeing sebesar US$ 8,8 triliun selama 20 tahun ke depan dengan pertumbuhan rata-rata 4,2% per tahun. “Sementara peluang bagi penyedia jasa, proyeksi kami secara keseluruhan yakni sebesar US$ 15 triliun ke depan,” kata Tinseth.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×