Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Revolusi berikutnya dalam teknologi mobile sepertinya akan dipimpin oleh China. Ini terkait penggunaan teknologi generasi kelima jaringan seluler 5G, kendati belum ada bukti pasti bahwa 5G memberikan kecepatan data lebih cepat.
Analis CCS Insight memprediksi bahwa pada 2020 teknologi 5G akan marak digunakan. Kemudian akan ada lebih dari 1 miliar pengguna 5G pada tahun 2023, dengan lebih dari setengahnya berbasis di China.
"China akan mendominasi 5G berkat ambisi politiknya untuk memimpin pengembangan teknologi, kenaikan popularitas produsen lokal Huawei," kata Marina Koytcheva, VP Forecasting di CCS Insight, seperti dilansir CNBC, Rabu (19/10).
CCS Insight mengatakan 5G akan lepas landas lebih cepat daripada teknologi mobile sebelumnya. Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang bakal berebutan posisi untuk menjadi yang pertama dalam meluncurkan jaringan komersial 5G.
Yang jelas, teknologi 5G belum disetujui secara internasional dan masih ada ketidakpastian mengenai teknologi tersebut. Ini termasuk bagaimana operator jaringan akan menggunakan sejumlah besar base station baru dan ketidakpastian prospek bisnis bagi operator.
Kemauan konsumen untuk meningkatkan versi smartphone mereka juga menjadi tantangan. Di Eropa, fragmentasi pasar, ketersediaan spektrum dan persetujuan regulator menjadi tantangan tambahan.
Namun beberapa perusahaan teknologi berusaha menunjukkan kemajuan di 5G. Produsen cip, Qualcomm, mengklaim minggu ini bahwa mereka telah menunjukkan koneksi data 5G pertama yang bekerja pada perangkat mobile.
Kecepatan yang dihasilkan dalam uji coba memungkinkan pengguna mendownload data sekitar 1.000 Mbps. Dengan kata lain, konsumen bisa mendownload film HD durasi 2 jam dalam waktu sekitar 12 detik.
Qualcomm mengatakan bahwa demonstrasi tersebut menggunakan chipset modem Snapdragon X50 NR mereka melalui pita spektrum gelombang milimeter 28GHz.
