kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Drop out dari Harvard, sukses berbisnis game (1)


Rabu, 14 September 2016 / 11:31 WIB
Drop out dari Harvard, sukses berbisnis game (1)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Data Forbes pada Februari 2011 lalu mencatat, Valve mampu membukukan keuntungan sebesar US$ 2 miliar hingga US$ 4 miliar dengan jumlah karyawan sebanyak 250 orang. Pertumbuhan laba per tahun disebut-sebut bisa tumbuh hingga 200%. Dari total pendapatan tersebut, sebanyak 40% bersumber dari Steam dan pihak ketiga yang menaruh game-nya di platform milik Valve. Adapun hingga September 2014, pengguna aktif Steam tercatat sudah mencapai lebih dari 100 juta orang.

Wajar saja jika lewat bisnis game-nya tersebut, Gaben yang drop out (keluar) dari Harvard University bisa masuk jajaran orang kaya dunia. Gaben saat ini masuk urutan ke 810 orang terkaya dunia. Sementara di antara miliarder berbasis teknologi, nama Gaben bertengger di urutan ke 47 dunia. Jumlah kekayaan Gaben hingga 12 September 2016 tak kurang dari US$ 4,1 miliar.

Pria kelahiran 3 November 1962 tersebut mendapatkan inspirasi membentuk Valve dari Michael Abrash, rekan sekerjanya semasa di Micrsoft selama 13 tahun. Abrash sendiri juga sudah keluar dari Microsoft dan mendirikan proyek game bernama Quake. Lisensi Quake saat ini juga dimiliki juga oleh Gaben.

Berkaca kepada keberanian Abrash, Gaben pun tertantang untuk memulai awal kariernya di industri game dengan membuat game pertamanya yang cukup fenomenal bertajuk Half-Life. Sebagai informasi, dalam pengembangan game pertama miliknya Half-Life, Gaben bersama rekannya Mike Harrington kala itu menggunakan dana dari tabungan pribadi. Pundi-pundi keuntungan pun diperoleh Gaben pasca Half-Life dirilis sekitar tahun 1998.

Seperti diceritakan giantbomb.com pada Juni 2016, suami dari Lisa Mennet Newell ini terinspirasi menjadi seorang pebisnis andal seperti mantan bos dan juga pendiri Microsoft, yakni Bill Gates.

Bill Gates dan Gaben sendiri memiliki kesamaan nasib, yakni mantan mahasiswa Harvard University berstatus drop out. Jika Bill Gates keluar Harvard untuk mendirikan Microsoft, lain halnya dengan Gaben yang justru bergabung dengan Microsoft karena diajak Steve Ballmer, yang saat itu menjadi kepala divisi penjualan di Microsoft.

Pada tahun 2000, Harrington memutuskan berpisah dengan Gaben dan keluar dari Valve Corporation. Hal tersebut dilakukan Harrington pasca-Half-Life mendapat sambutan yang meriah dari pecinta game. Gaben pun kini menjadi pemilik utama Valve.       

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×