Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penasehat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pada hari Senin (13/8) bahwa pemerintahan Trump sedang memantau situasi keuangan di Turki dengan "sangat erat" setelah mata uang Turki jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS pada hari Senin.
"Kami memantau dengan sangat teliti. Menteri Keuangan Mnuchin memantau dengan sangat seksama," kata Hassett, ketua Dewan Penasehat Ekonomi Gedung Putih, kepada MSNBC.
Kurs Lira Turki terhadap dollar AS telah turun lebih dari 40% tahun ini. Konon sebagian besar peneyebabnya adalah kekhawatiran tentang pengaruh Presiden Tayyip Erdogan atas ekonomi, seruan berulang untuk suku bunga rendah, serta hubungan yang memburuk dengan Amerika Serikat.
Hassett mengatakan keputusan Presiden Donald Trump untuk melipatgandakan tarif pada baja Turki adalah "sebagian kecil" dari produk domestik bruto Turki. "Jadi ketika mata uang untuk turun 40% adalah tanda bahwa ada banyak fundamental ekonomi yang mendera di negara itu. "
"Ketika suatu negara kehilangan hubungannya dengan demokrasi liberal, Anda tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi di samping ekonomi dan saya pikir ada banyak ketidakpastian," kata Hassett.
Lira Turki membal dari rekor terendah 7,24 per dolar AS pada hari Senin setelah bank sentral Turki berjanji menyediakan likuiditas, tetapi tetap di bawah tekanan jual.
Trump mengumumkan pada Jumat, penggandaan tarif atas impor baja Turki ke 50%. Gedung Putih mengatakan Trump akan menggunakan bagian undang-undang AS yang memungkinkan penetapan tarif atas dasar keamanan nasional.
Washington dan Ankara telah berselisih selama berbulan-bulan atas pendeta Amerika yang ditahan di Turki, perang sipil Suriah, dan masalah diplomatik lainnya.
