kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Guo Guangchang: Tukang roti meracik investasi (1)


Selasa, 17 November 2015 / 14:02 WIB
Guo Guangchang: Tukang roti meracik investasi (1)


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Tak ada yang pernah tahu persis akhir dari perjalanan nasib seseorang. Lihat saja bagaimana takdir mengubah jalan hidup Guo Guangchang. Lahir dan besar dalam situasi serba kekurangan, Guo berjualan roti untuk menyambung hidup sekaligus membayar biaya sekolah. Pertemuannya dengan dunia investasi yang mengubah nasib Guangchang secara drastis. Mantan tukang roti ini kini memiliki harta kekayaan US$ 7,1 miliar lewat perusahaan investasi miliknya.  

JIka Amerika punya Warren Buffett sebagai bapak investasi, daratan Asia memiliki Guo Guangchang. Namanya mulai populer karena sebagian besar orang memberikan predikat Guangchang sebagai Warren Buffet asal Tiongkok.

Guangchang menyang predikat itu lantaran telah berstatus sebagai orang tajir ke-19 di negaranya dengan kekayaan mencapai US$ 7,1 miliar. Penelusuran Forbes, ia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan menjadi trend setter perusahaan investasi di Tiongkok.

Kisah sukses Guangchang berawal dari perkenalannya dengan pasar modal yang terjadi saat ia masih menjadi mahasiswa. Sempat berjualan roti untuk menyambung hidupnya, ia kemudian tertarik dengan dunia investasi di pasar modal.

Ceritanya begini, Guangchang menggunakan uang hasil penjualan roti untuk membeli produk pasar modal. Hingga akhirnya setelah memperoleh gelar sarjana filsafat, Guangchang memilih terjun lebih dalam ke dunia investasi.

Pilihan pria 48 tahun ini memilih bisnis investasi lantaran ia merasa sudah terlalu banyak perusahaan di Tiongkok yang menjual hasil sumber daya alam. Saat usianya genap 25 tahun, bersama dengan rekan-rekan satu kuliahnya, Guangchang membangun perusahaan investasi dengan modal awal 38.000 yuan yang berasal dari kantong pribadi dan teman sealmamaternya.

Nama perusahaan yang dipilih cukup unik yakni Fuson yang dalam Bahasa Tiongkok disebut Bintang dari Universitas Fudan.Awalnya, perusahaannya menawarkan riset investasi.

Tak lama, pada tahun 1992, Guangchang mendirikan Guangxin Technology Development Company Ltd yang menjadi pusat riset pertama di Tiongkok yang menggunakan metode ilmiah dalam membaca kondisi pasar.

Nasib baik menghampiri Guangchang ketika tahun 2000. Kala itu, Tiongkok melakukan privatisasi perusahaan milik negara. Ini menjadi kesempatan Guangchang untuk memiliki saham di BUMN Tiongkok.

Yang menarik, saat itu Guangchang memilih segmen kesehatan, perhiasan dan departement store. Alasannya, masyarakat Tiongkok banyak mengeluarkan uang untuk segmen tersebut. Kemudian, secara teratur ia menginvestasikan uangnya pada beberapa sektor. Yakni, asuransi, farmasi dan kesehatan, properti, baja, pertambangan, ritel, jasa dan keuangan.

Sejak saat itulah, Guangchang kian agresif dengan membeli saham-saham yang berasal dari BUMN. Hingga akhirnya tahun 2007, ia memutuskan menjadikan Fuson Group sebagai perusahaan terbuka di Hong Kong.

Sarjana asal Universitas Fudan ini menganggap investasi bukan sekedar mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Tapi juga membantu Tiongkok menjadi negara yang tidak hanya kaya dengan sumber daya tapi juga kaya investasi. Pada tahun 2010, Fuson Group melebarkan sayap tidak hanya menghabiskan dana untuk membeli BUMN Tiongkok. Fuson mulai menjajaki saham-saham perusahaan asing.

Guangchang membeli saham perusahaan seperti: kesehatan, pariwista , fashion dan bank di Amerika Serikat dan Eropa. Bukan tanpa alasan Guangchang membeli saham tersebut. Ia merasa, kelas menengah dunia dan China kian bertambah. Itu sebabnya, kebutuhan kesehatan, wisata, rekreasi dan pendidikan serta akses internet juga akan semakin besar.

Sedikit meniru seniornya, Guangchang juga membeli perusahaan keuangan seperti asuransi, untuk mengamankan pendanaan jangka panjang. Fosun memilih berinvestasi di Xi'an Yong An Insurance dan perusahaan reasuransi Hong Kong.           

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×