kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak turun tipis, Inggris tetap mendukung kesepakatan nuklir Iran


Sabtu, 12 Mei 2018 / 05:29 WIB
Harga minyak turun tipis, Inggris tetap mendukung kesepakatan nuklir Iran
ILUSTRASI. Sumur minyak ladang Wilmington milik Tidelands Oil Production Company, di dekat Long Beach, Californ


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah turun pada hari Jumat (11/5). Sempat naik di awal perdagangan, harga kembali merosot setelah muncul kabar sekutu Amerika Serikat (AS) hendak mempertahankan kesepakatan dengan Iran. Itu berarti ekspor minyak mentah negara itu di pasar dunia akan tetap terjaga.

Seiring dengan perkembangan baru tersebut, pasokan minyak global bisa tetap naik. Data terbaru menunjukkan produsen minyak mentah AS baru saja membangun 10 rig baru dalam seminggu terakhir.

Harga minyak mentah tetap di bawah level tertinggi selama beberapa tahun terkahir. Meski demikian, dihitung sejak awal pekan Brent sudah naik 2,8% dan minyak mentah AS naik 1,2%. 

Kemarin harga minyak mentah Brent turun 35 sen menjadi US$ 77,12 per barel, tepat di bawah level US$ 78 pada Kamis yang merupakan level tertinggi sejak November 2014.

Adapun harga minyak mentah ringan AS turun 66 sen ke US$ 70,70 setelah mencatat rekor tertinggi dalam 3,5 tahun terkahir di US$ 71,89, sehari sebelumnya.

AS berencana memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran yang memompa sekitar 4% minyak dunia. Presiden Donald Trump telah membawa AS keluar dari kesepakatan 2015 yang membatasi ambisi nuklir Teheran. Banyak analis memperkirakan harga minyak akan naik karena ekspor Iran turun.

Namun, Perdana Menteri Inggris Theresa May pada hari Jumat menegaskan kembali dukungannya terhadap kesepakatan nuklir Iran. Meski begitu dia setuju Trump bahwa diperlukan pembicaraan untuk menetapkan bagaimana sanksi AS akan mempengaruhi perusahaan yang beroperasi di Iran.

Bank investasi AS, Jefferies, memperkirakan ekspor minyak mentah Iran akan mulai jatuh dalam beberapa bulan ke depan. Namun, ada tanda-tanda bahwa anggota lain Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bakal meningkatkan produksi untuk menambal gangguan pasokan dari Iran tersebut.

Jefferies mengatakan OPEC memiliki kapasitas untuk menggantikan penurunan pasokan dari Iran. Tapi, mereka menambahkan, "Bahkan jika pasokan konstan pasar masih akan dihadapkan pada tingkat kapasitas cadangan yang rendah," seperti dikutip Reuters.

Di luar OPEC, produksi minyak mentah AS mencapai rekor lain minggu lalu, mencapai 10,7 juta barel per hari (bph),naik 27% sejak pertengahan 2016. Produksi minyak AS merayap lebih dekat ke angka produksi produsen utama Rusia yang memompa sekitar 11 juta bph.

Para penggali sumur minyak AS telah menambah jumlah rig selama enam minggu berturut-turut. Kini jumlah total rig di AS menjadi 844, angka terbanyak sejak Maret 2015, menurut perusahaan jasa energi General Baker Co Baker Hughes.




TERBARU

[X]
×