kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

John Menard, merintis bisnis sebagai pedagang kayu (1)


Jumat, 17 September 2010 / 14:04 WIB
John Menard, merintis bisnis sebagai pedagang kayu (1)


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Tidak ada warga Amerika Serikat (AS) yang tak mengenal John Menard, pemilik Menards Incorporation. Dia adalah raja peritel bahan dan perlengkapan bangunan.

Tahun ini, majalah Forbes menempatkannya sebagai orang terkaya ke-135 di AS. Harta kekayaan pria berusia 60 tahun ini ditaksir mencapai US$ 5,5 miliar.

Padahal, Menard memulai usahanya dari nol. Pria yang mempunyai nama lengkap John Robert Menard Junior ini lahir pada 1940 di Eau Claire, sebuah kota di negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat.

Ia merupakan anak tertua dari delapan bersaudara pasangan suami istri yang berprofesi sebagai guru. Ayahnya, John Menard Senior, adalah seorang profesor matematika yang menjadi dosen di University of Wisconsin. Sedangkan ibunya, Rosemary, menjadi guru sekolah dasar Katolik di Wisconsin.

Ketika Menard Junior masih duduk di sekolah menengah atas, Menard Senior meninggalkan pekerjaannya sebagai dosen. Sang ayah mengajak keluarganya pindah ke pedesaan untuk membangun bisnis peternakan sapi perah.

Selepas SMA, Menard Junior melanjutkan sekolahnya ke Universitas Wisconsin. Ia mengambil beragam jurusan, seperti bisnis, matematika, dan psikologi. Alasannya, dia ingin mengembangkan usaha peternakan sapi perah.

Namun, tak menunggu sampai lulus, Menard Junior telah mulai menerapkan ilmu bisnisnya. Akhir tahun 1950-an, ketika dia masih menyandang status sebagai mahasiswa baru, Menard mencoba merintis bisnisnya sendiri.

Pada saat itu, ia menjalankan usaha jual beli kayu. Menard membeli kayu dari sejumlah pemilik kayu dan menjualnya lagi kepada perusahaan konstruksi yang membutuhkan kayu.

Ia mencari kayu-kayu tersebut hanya pada akhir pekan atau ketika sedang libur kuliah. Dari usaha tersebut, Menard mendapatkan penghasilan cukup tinggi. Alhasil, selain menambah uang saku, ia juga berhasil membiayai kuliahnya sendiri.

Ide menjalankan usaha itu muncul ketika ia tengah menikmati liburan musim panas. Saat itu, ayahnya menyewa sebuah perusahaan untuk membangun gudang. Menard pun ikut membantu sambil mengisi liburan musim panas.

Dari situ, ia melihat peluang usaha. Ternyata, banyak orang yang membutuhkan kayu untuk mendirikan konstruksi bangunan.

Saat itu, umur Menard baru menginjak 20 tahun. Tapi, dia bisa melihat, usaha jual beli kayu tersebut dapat mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi usahanya di masa datang. Ia pun kemudian merintis bisnis kayu itu mulai dari nol.

Mula-mula, Menard Junior membangun gudang penjualan kayu. Gudang yang terletak di sisi jalan yang berdekatan dengan peternakan keluarganya itu juga merangkap sebagai tempat berjualan kayu.

Perlahan-lahan, usaha bisnis kayu ini terus berkembang dan mendatangkan keuntungan. Menard mulai melirik beberapa produk bangunan lainnya.

Jika awalnya perlengkapan bangunan yang dijajakan hanya kayu gelondongan, sejak 1964, ia merambah ke produk bangunan lain. Seperti papan, paku baja, daun pintu, dan lain sebagainya. Ia juga mencoba menjaga agar harga jual produknya itu tetap rendah sampai di tangan konsumen.

Pada 1972, Menard Junior mendirikan Menards Incoporation. Gerai Menard Incorporation ini menjual berbagai kebutuhan untuk bangunan hingga perangkat keras.

Keseriusan Menard membangun usahanya sendiri banyak mengundang decak kagum di kalangan teman-temannya. Bahkan, ia sempat menolak tawaran pekerjaan di IBM, perusahaan teknologi yang cukup besar pada saat itu.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×