kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Michael Ilitch: Mantan atlet yang sukses menjadi pebisnis piza (1)


Kamis, 09 Desember 2010 / 06:34 WIB


Reporter: Mona Tobing | Editor: Test Test

Selain tenar berkat bisnis piza, Ilitch juga dikenal sebagai pencetus take away.

Sebelum sukses menjadi pebisnis makanan dan perlengkapan olahraga, Michael Ilitch menjalani banyak profesi. Ia pernah bergabung dengan korps marinir Amerika Serikat, menjadi atlet bisbol sebelum meninggalkan dunia olahraga karena cedera lutut. Kini, kesuksesan sebagai pengusaha yang memiliki banyak perusahaan mengantarkannya menjadi orang terkaya ke-238 di Amerika Serikat versi Majalah Forbes. Kekayaan bersih Ilitch mencapai US$ 1,7 miliar.

Saat ini, Michael Ilitch memiliki perusahaan-perusahaan terkemuka di bidang makanan, olahraga, dan industri hiburan. Tapi, siapa sangka, Ilitch terlahir dari keluarga yang serba pas-pasan.

Ayahnya adalah imigran asal Makedonia yang bekerja sebagai buruh di perusahaan alat berat. Lantaran kehidupan yang serbaminim, Ilitch bercita-cita menjadi atlet bisbol, salah satu olahraga populer di Amerika Serikat (AS).

Apalagi, untuk menjadi atlet tidak perlu sekolah tinggi. Ia pun berpikir, ijazah SMA cukup untuk mengantarkannya menjadi atlet terkenal, asalkan tekun berlatih.

Setelah menamatkan sekolah menengah atas, Ilitch pun direkrut Detroit Tigers dengan bayaran US$ 5.000 per musim. Namun, Ilitch justru menolak karena angka itu dianggap kurang sesuai. Ia malah mengikuti wajib militer.

Setelah empat tahun bergabung dengan kesatuan Marinir AS, Ilitch pulang ke kampung halamannya. Ia begitu merindukan Detroit, hingga akhirnya menerima lagi tawaran Detroit Tigers.

Hanya saja, pada tahun kedua di Detroit Tigers, Ilitch harus memupus mimpinya sebagai atlet. Pemuda 24 tahun ini ditendang dari tim lantaran mengalami cedera lutut yang sangat serius. Padahal, saat itu, ia telah berkeluarga dan mempunyai dua orang anak.

Untuk menafkahi keluarganya, Ilitch pun harus rela menjadi buruh pabrik semen. Di sela-sela waktunya, ia berperan sebagai tenaga penjual sebuah perusahaan makanan yang menawarkan produknya dari pintu ke pintu.

Hingga 1959, saat bekerja di sebuah bar, Ilitch tertarik membuat piza. Tak lupa, ia mempelajari teknik melempar dan memanggang makanan khas Italia itu.

Akhirnya, dengan bantuan sang istri, Ilitch berhasil menciptakan adonan dan memanggang piza. Ia pun serius menggeluti bisnis piza dengan membuka gerai bernama Little Caesar.

Kehidupan yang serbasusah saat muda sehingga jarang menikmati makanan enak menginspirasi Ilitch untuk menjual piza dengan harga murah. Namun, kelezatan piza tetap menjadi perhatiannya. Alhasil, Little Caesar pun menuai banyak penggemar dan laku keras.

Setelah empat tahun berbisnis piza, Ilitch menawarkan waralaba pertamanya. Dari sinilah usaha mantan atlet ini terus berkembang. Slogannya, Pizza-Pizza, pun sangat populer di kalangan penggemar piza di Amerika.

Pada tahun 1980-an, Ilitch telah memiliki 300 restoran Little Caesar. Ia berhasil meraup pendapatan hingga US$ 290 juta. Tak usah heran, Little Caesar pun menjadi gerai piza terbesar keempat di AS setelah jumlah gerainya tersebar di 2.000 lokasi.

Selain tenar berkat bisnis piza, Ilitch juga dikenal sebagai pencetus makanan dibawa pulang. Ia menerapkan konsep take away ini karena melihat banyak restoran yang hanya menawarkan sajian makan di tempat. Padahal, banyak orang ingin menikmati piza bersama keluarga di rumah.

Konsep take away ini ternyata berhasil. Little Caesar pun makin bersinar. Tak heran, keberhasilan ini mengilhami banyak pengusaha kuliner lainnya menerapkan konsep take away di restorannya.

Sayang, ketika krisis finansial global melanda tahun lalu, Ilitch harus menutup banyak gerai pizanya. Tentu saja, Ilitch yang seorang pekerja keras tak putus asa. Dengan gerai yang tersisa, ia kembali bangkit. Kali ini, Ilitch tak mau kecolongan lagi dan mempertahankan bisnis pizanya yang telah tersebar di penjuru dunia.

Ilitch tidak kehilangan akal untuk mempertahankan bisnis resto piza. Dengan sigap, ia segera menurunkan harga piza Little Caesar. Ilitch mematok harga di bawah harga para pesaingnya. Jelas saja, Little Caesar kembali ramai oleh pembeli.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×