kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Paradise Papers: Manuver Apple menghindari pajak


Selasa, 07 November 2017 / 12:18 WIB
Paradise Papers: Manuver Apple menghindari pajak


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seiring langkah pemerintah AS menutup celah pajak, Apple Inc menemukan cara agar pajak yang harus mereka bayarkan tetap rendah. Begini hasil laporan International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) mengenai manuver Apple untuk menghindari pajak yang diterima Kontan.co.id.

Waktu itu, 23 Mei 2013. CEO Apple Inc Tim Cook marah besar. Dia duduk di hadapan Senate Permanent Subcommittee on Investigations Amerika, yang telah menyelesaikan penyelidikan mengenai bagaimana Apple berupaya menghindari pajak bernilai puluhan miliar dollar. Hal itu dilakukan dengan mengubah keuntungan perusahaan menjadi anak perusahaan di Irlandia yang oleh ketua subkomite disebut "perusahaan hantu".

"Kami membayar seluruh pajak yang diwajibkan, setiap dollarnya. Kami tidak bergantung pada gimmick pajak...Kami tidak melarikan dana ke Kepulauan Karibia," demikian deklarasi Cook.

Lima bulan kemudian, Irlandia harus tunduk pada tekanan internasional dan mengumumkan tindakan keras kepada sejumlah perusahaan Irlandia, seperti anak usaha Apple, yang mengklaim hampir seluruh pendapatan mereka merupakan subjek pajak di Irlandia atau negara lain di dunia.

Saat ini, dokumen bocor yang dinamakan Paradise Papers tersebut, menunjukkan secercah sinar bagaimana produsen iPhone menanggapi langkah ini. Meskipun ada bantahan secara publik oleh CEO Apple, di situlah Apple berbalik dan mulai berbelanja untuk tempat perlindungan pajak baru.

Penasihat Apple di salah satu firma hukum terkemuka dunia, Baker McKenzie yang bermarkas di AS, melibatkan salah satu pemain bisnis offshore terkemuka di dunia yang merupakan firma hukum bernama Appleby. Firma hukum ini memang mengkhususkan diri dalam mendirikan dan mengelola perusahaan-perusahaan di negara surga pajak.

Pertanyaan yang diemail Baker McKenzie pada Maret 2014 menetapkan 14 pertanyaan untuk kantor cabang Appleby di Kepulauan Cayman, Kepulauan Virgin Inggris, Bermuda, Isle of Man, Guernsey dan Jersey.

"Seseorang meminta agar kantor cabang Appleby mengonfirmasikan bahwa perusahaan Irlandia dapat melakukan aktivitas manajemen... tanpa dikenai pajak di yurisdiksi Anda," demikian pertanyaan yang dikirimkan oleh Baker McKenzie.

Apple juga menanyakan jaminan bahwa iklim politik lokal akan tetap ramah terhadap pebisnis. "Apakah ada perkembangan yang menunjukkan bahwa akan ada perubahan undang-undang yang tidak menguntungkan di masa yang akan datang?"

Pada akhirnya, Apple memilih di Jersey, sebuah pulau kecil di English Channel yang seperti banyak surga pajak Karibia, tidak menetapkan pajak apapun atas keuntungan perusahaan. Jersey memainkan peranan penting dalam konfigurasi baru struktur pajak Irlandia pada akhir 2014.

Di bawah pengaturan ini, produsen MacBook bisa terus menikmati tarif pajak ultra rendah pada sebagian besar keuntungannya dan sekarang pendapatan offshore Apple di luar AS kian menggunung mencapai US$ 252.000.000.000. Sementara itu, sanksi keras pemerintah Irlandia terhadap perusahaan bayangan tidak banyak berpengaruh.

Kisah strategi Apple untuk menghindari pajak ini merupakan salah satu dokumen yang bocor dan terungkap ke publik. Hal itu juga menunjukkan bagaimana permainan pajak offshore dimainkan oleh Apple, Nike, Uber dan perusahaan multinasional lainnya - serta bagaimana firma hukum papan atas membantu mereka dengan memanfaatkan celah antara kode pajak yang berbeda di seluruh dunia.

Dokumen-dokumen tersebut berasal dari berkas internal firma hukum offshore Appleby dan penyedia layanan korporat Estera, dua bisnis yang beroperasi bersama dengan nama Appleby sampai Estera menjadi perusahaan yang independen pada 2016.

File tersebut menunjukkan bagaimana Appleby memainkan peran cameo dalam menciptakan banyak struktur pajak lintas batas. Surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung memperoleh catatan tersebut dan membagikannya dengan Konsorsium Investigasi Internasional dan mitra medianya, termasuk The New York Times, ABC Australia, BBC di Inggris, Le Monde di Prancis dan CBC di Kanada.

Pengungkapan ini terjadi karena Gedung Putih dan Kongres AS mempertimbangkan untuk memotong pajak federal AS untuk pendapatan perusahaan, menekan batas atas pajak yang mencapai 35% menjadi 20% atau lebih rendah. Presiden Donald Trump menegaskan bahwa perusahaan Amerika mendapatkan kesepakatan buruk dari peraturan pajak saat ini.

Dokumen-dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa, pada kenyataannya, banyak perusahaan multinasional besar AS membayar pajak penghasilan dengan tarif sangat rendah. Sebagian berkat struktur perusahaan kompleks yang mereka tetapkan dengan bantuan jaringan penasihat pajak elit global.

Dalam hal ini, Apple yang memimpin. Meskipun hampir semua disain dan pengembangan produknya berlangsung di AS, produsen iPhone ini selama bertahun-tahun telah melaporkan sekitar dua pertiga keuntungannya di seluruh dunia berasal di negara lain. Apple telah menggunakan celah untuk mengakses tarif pajak luar negeri yang super rendah.

Saat ini, dokumen yang bocor tersebut menunjukkan bagaimana Apple diam-diam melakukan restrukturisasi perusahaan Irlandia pada akhir tahun 2014, sehingga memungkinkan Apple untuk membayar pajak rendah berdasarkan mayoritas keuntungan global.

Berdasarkan estimasi Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), perusahaan multinasional yang mentransfer aset tidak berwujud ke tempat bebas pajak dan menerapkan strategi penghindaran agresif lainnya telah membebani pemerintah di seluruh dunia sebanyak US$ 240 miliar per tahun dalam pendapatan pajak yang hilang.




TERBARU

[X]
×