kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   -935,51   -100.00%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar lesu, sejumlah wilayah di China mulai longgarkan aturan pembelian rumah


Jumat, 13 Desember 2019 / 20:00 WIB
Pasar lesu, sejumlah wilayah di China mulai longgarkan aturan pembelian rumah
ILUSTRASI. Pemandangan gedung bertingkat di Suzhou, Cina, Selasa (8/5). Sejumlah wilayah di China mulai longgarkan aturan pembelian rumah di tengah lesunya ekonomi dan pasar properti. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pd/18


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Dua kota di China pada minggu ini tengah melonggarkan peraturan untuk memudahkan warganya membeli rumah atau mendapatkan tempat tinggal. Pelonggaran ini akan secara efektif memperluas kelompok pembeli yang potensial untuk menopang pasar properti residensial yang tengah lesu.

Dikutip dari Reuters, sebelumnya China telah menekan spekulasi properti sejak 2016 untuk menahan pasar yang mulai menggelembung.

Baca Juga: Menang besar, Boris Johnson akan lebih cepat keluarkan Inggris dari Uni Eropa

Tetapi para pembuat kebijakan semakin sadar untuk tidak menenggelamkan pasar sepenuhnya demi kepentingan ekonomi yang lebih luas atau pada saat kemerosotan ekonomi sedang berlangsung seperti sekarang.

Sebuah kawasan di Nanjing, ibukota provinsi Jiangsu Timur, sudah memperbolehkan warganya yang mempunyai gelar diploma untuk membeli rumah di daerah tersebut. 

Sebelumnya, hanya warga dengan kualifikasi pendidikan tinggi atau pemegang gelar yang memenuhi syarat yang diizinkan untuk membeli rumah di daerah tersebut.

Baca Juga: Harga minyak dunia naik ke level tertinggi tiga bulan

Secara terpisah, Zhengzhou yang merupakan ibukota provinsi Henan Tengah telah memperkenalkan kebijakan baru yang memungkinkan warganya untuk mengajukan izin tinggal setelah menyewa rumah selama setahun. Sebelumnya, penyewa jangka panjang tidak memiliki pilihan seperti itu.

Tetapi para kritikus mengatakan relaksasi seperti itu dapat merusak upaya pemerintah pusat untuk mengendalikan spekulasi properti dan secara tidak langsung bisa menaikkan harga.

Para pemimpin di China berkomentar bahwa kebijakan perumahan apa pun harus didasarkan pada rumah adalah untuk hidup, bukan untuk spekulasi.

"Karena perbedaan dalam ukuran dan struktur populasi, sumber daya lahan, pasokan dan permintaan perumahan, kebijakan properti harus berbasis kota, dan juga dapat membuat penyesuaian yang tepat tergantung pada efeknya," tulis media milik pemerintah China pada Jumat (13/12).

Baca Juga: Angela Merkel masih menjadi wanita paling perkasa di dunia versi Forbes




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×