kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengecualian hanya berlaku 40 hari untuk tarif impor, Uni Eropa protes keras


Jumat, 23 Maret 2018 / 18:22 WIB
Pengecualian hanya berlaku 40 hari untuk tarif impor, Uni Eropa protes keras
ILUSTRASI. Industri baja


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Rupanya, nafas lega para pemimpin Eropa karena telah dikecualikan dalam pengenaan tarif impor baja dan aluminium oleh Amerika Serikat (AS) hanya bisa dinikmati dalam hitungan jam.

Pasalnya, pemerintah AS ternyata hanya memberikan waktu pengecualian selama 40 hari. Setelah itu blok Uni Eropa akan terkena tarif impor tersebut.

Para pemimpin Uni Eropa pun segera bereaksi. Mereka meminta agar pembebasan sementara dari bea impor baja dan aluminium dibuat permanen.

Mengutip Reuters, Jumat (23/3), pengecualian yang diterima oleh Uni Eropa ternyata hanya berlaku selama 40 hari. Dus, para pemimpin Uni Eropa menganggap Presiden AS, Donald Trump seperti "menodongkan pistol" di kepala mereka dan bahwa deadline 40 hari tersebut terkesan dibuat-buat.

Dalam pernyataan bersama, para kepala negara dan pemerintah Uni Eropa yang bertemu di Brussels, mengatakan langkah-langkah yang diambil AS atas dasar keamanan nasional tidak dapat dibenarkan.

“Dewan Eropa sangat mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Komisi Perdagangan untuk memastikan bahwa kepentingan Uni Eropa sepenuhnya dilindungi, mempertahankan haknya sesuai dengan peraturan WTO, serta menanggapi tindakan AS dengan cara sesuai dan secara proporsional," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut seperti yang dilansir dari Reuters.

Kepala Komisi Dagang Uni Eropa, Cecilia Malmstrom mengungkapkan, antara AS dan Uni Eropa seharusnya bekerja sama memecahkan masalah over capacity baja, bukan saling menekan. "Diskusi antar sekutu tidak harus tunduk pada deadline yang hanya ditetapkan satu pihak," kata Malmstrom, dilansir dari Reuters.




TERBARU

[X]
×