kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,06   6,46   0.65%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Seburuk inilah krisis ekonomi yang terjadi di Venezuela


Senin, 22 Januari 2018 / 18:01 WIB
Seburuk inilah krisis ekonomi yang terjadi di Venezuela
ILUSTRASI. Konflik Venezuela


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Venezuela memiliki lebih banyak minyak mentah daripada negara lain. Namun, krisis di sana sangat buruk bahkan sampai membuat perusahaan minyak mengalami kerugian besar.

Penyedia layanan minyak terbesar di dunia, Schlumberger, pada akhir pekan lalu mengumumkan perusahaan telah mengalami penyusutan aset senilai US$ 938 juta atas kepemilikannya di Venezuela. Padahal, pada tahun lalu, Schlumberger sudah mengalami kerugian US$ 460 juta karena tagihan yang belum dibayar dari pemerintah Venezuela dan perusahaan minyak milik negara.

Schlumberger memproduksi peralatan untuk perusahaan minyak dan memberikan pelatihan serta teknologi. Perusahaan menegaskan akan tetap bertahan di Venezuela dan mencoba mendapatkan kembali uang mereka. Tapi sepertinya, hal itu merupakan hal yang sulit dilakukan.

Asal tahu saja, menurut sebuah analisis yang diterbitkan oleh Harvard Law School, Venezuela berutang hampir US$ 60 miliar kepada kontraktor dan pemasok seperti Schlumberger. Venezuela juga mengalami gagal bayar dalam beberapa obligasinya akhir tahun lalu.

Kerugian Schlumberger menunjukkan betapa mengerikannya krisis politik, kemanusiaan dan ekonomi yang telah terjadi di Venezuela. Seiring langkah perusahaan yang mencoba beroperasi lagi, Venezuela tidak akan mampu memompa lebih banyak lagi minyak, satu-satunya sumber pendapatan, sementara Venezuela mengalami kekurangan pangan dan obat-obatan yang sangat buruk. Catatan saja, kontribusi minyak mencapai 95% dari ekspor Venezuela.

Hanya 50 rig minyak yang beroperasi di Venezuela pada bulan Desember, turun dari 81 tiga tahun sebelumnya, menurut Baker Hughes, penyedia layanan minyak lainnya. Jumlah tersebut menurun meski harga minyak sudah naik dalam satu tahun terakhir.

Data OPEC menunjukkan, total produksi minyak dari Venezuela turun 29% pada Desember 2017 dari tahun sebelumnya, dan jumlah penurunannya tersebut kian meningkat setiap tahunnya.

Masalah Venezuela menyebakan spiral sebagian karena pembayaran yang buruk kepada penyedia layanan minyak seperti Schlumberger, Halliburton dan lain-lain. Belakangan, perusahaan-perusahaan tersebut secara bertahap mengurangi operasi di Venezuela.

Schlumberger, yang berbasis di Houston, hanyalah perusahaan terakhir yang mengalami masalah besar di Venezuela.

Sebelumnya, Delta, GM, Pepsi, General Mills, Colgate, Bridgestone dan Mondelez , telah menarik atau menuliskan operasi mereka dan mengalami penyusutan aset pada akhir-akhir ini karena krisis yang memburuk.

McDonald's masih memiliki restoran di Venezuela namun tidak menyumbang pendapatan yang signifikan terhadap perusahaan. Yang menyedihkan, McDonald's sudah menghentikan penjualan kentang goreng dan Big Mac karena kekurangan kentang dan roti.

Exxon Mobil sudah berjuang dalam pertempuran hukum 10 tahun dengan Venezuela dan kalah pada tahun lalu.

United, Lufthansa, AeroMexico, Air Canada dan Avianca Kolombia semuanya telah menghentikan penerbangan ke Venezuela. Amerika masih melakukannya, namun telah mengurangi penerbangan secara signifikan.




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×