kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Supreme Plc menunda rencana IPO di London Stock Exchange


Sabtu, 05 Mei 2018 / 20:15 WIB
Supreme Plc menunda rencana IPO di London Stock Exchange


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - LONDON. Produsen cairan vaping asal Inggris, Supreme Plc mengatakan pada hari Jumat (4/5) bahwa perusahaan tersebut akan menunda penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di London Stock Exchange (LSE). Alasannya, kondisi pasar saat ini kurang memungkinkan perusahaan untuk IPO.

Mengutip Reuters Jumat (4/5), keputusan itu diambil meskipun perusahaan mendapat dukungan dari LSE untuk IPO. Dalam pernyataan resminya, Supreme, yang juga merupakan distributor baterai dan produk lampu ini, tetap akan menunda keputusannya untuk melantai di bursa, murni karena menunggu kondisi pasar memungkinkan.

Meski, dalam pernyataan resmi tersebut tidak disebutkan kondisi seperti apa yang nantinya akan memungkinkan Supreme untuk melantai di bursa London.

Sebelumnya, Supreme menargetkan tahun ini akan IPO dengan target mampu meraup dana segar sebesar 10 juta pound atau setara dengan US$ 13,52 juta dan membidik valuasi pasar antara 100-150 juta pound atau setara dengan US$ 203 juta-US$ 135 juta.

Chief Executive Officer (CEO) Supreme, Sandy Chadha, yang saat ini memegang 100% saham perusahaan, juga berencana untuk menjual saham dalam pemasok cairan untuk e-rokok. Jika jadi dilaksanakan, maka Supreme akan menjadi perusahaan vaping pertama yang melantai di bursa London.

LSE memang tengah kebanjiran pernyataan dari serangkaian perusahaan yang mengurungkan niatnya untuk IPO. Pada 2017, serangkaian perusahaan, termasuk penagih utang terbesar di Inggris, Cabot Credit Management, melepas peluang untuk mendaftar di London. Selain Cabot, Greensphere Capital juga mengumumkan keputusan untuk menunda penawaran umum perdana pada bulan Desember.

Pasar IPO telah dibungkam sejak Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa pada Juni 2016, membuat banyak perusahaan ragu-ragu tentang langkah IPO di Inggris.




TERBARU

[X]
×