kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak Agresif Kerek Bunga, Kurs Yen Terendah Sejak 1990


Jumat, 26 April 2024 / 04:00 WIB
Tak Agresif Kerek Bunga, Kurs Yen Terendah Sejak 1990
ILUSTRASI. Passersby walk in front of an electric screen displaying Japan's Nikkei share average outside a brokerage in Tokyo, Japan March 21, 2024. REUTERS/Issei Kato


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Yen mencapai titik terendah baru dalam 34 tahun terakhir terhadap dolar AS. Yen juga melemah ke level terendah dalam 16 tahun, terhadap euro. Pelemahan yen ini karena investor memperkirakan pertemuan Bank of Japan (BOJ), Jumat (26/4), tidak akan cukup hawkish untuk mendukung yen.

Yen menembus di atas level 155,74 per dolar AS, ini level terlemah yen sejak tahun 1990. Sementara terhadap euro, yen melemah ke level 166,98. Sebelumnya, level 155 dilihat oleh beberapa pelaku pasar, sebagai batas toleransi otoritas Tokyo untuk mengambil tindakan.

"Jika mereka (otoritas Jepang) tidak mengambil tindakan setelah yen tembus 155, maka ada spekulasi aliran dana keluar. Karena itu pasar mengharapkan adanya intervensi," kata Athanasios Vamvakidis, kepala strategi valas G10 global di BofA seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Dolar AS Masih Jadi Primadona Sebagai Safe Haven Utama

BOJ diperkirakan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Jumat setelah menaikkan bunga acuan pertama kali sejak 2007 di level 0,1%. BOJ mengaku baru akan menaikkan suku bunga jika melihat inflasi mulai membaik. BOJ juga mengisyaratkan akan mempertahankan kondisi moneter yang akomodatif dalam waktu dekat untuk mendorong ekonomi Jepang. Gubernur BOJ Kazuo Ueda menyebut, upah dan inflasi yang lebih tinggi akan menjadi dasar kenaikan bunga. 

"Kami memperkirakan pertemuan BOJ akan memberikan hasil yang sedikit nada hawkish," kata Carl Ang, analis riset pendapatan tetap di MFS Investment Management. Sebab, pengetatan kebijakan bertahap dan tingkat bunga yang rendah membuat yen sulit terapresiasi signifikan, bahkan tertekan.

Sementara itu, pelaku pasar menanti data ekonomi AS yang diperkirakan tumbuh ke 2,5% di kuartal I tahun ini. Angka ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya di 3,4%. "Pembelian dolar ramai setelah aksi jual dolar di awal pekan ini," ujar Chris Turner Kepala Pasar Global dan Kepala Riset Regional ING, seperti diberitakan Reuters.




TERBARU

[X]
×