kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,90   4,55   0.49%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tetap kukuh pada kebijakan orientasi ekspor, Jerman tolak pemotongan pajak


Kamis, 22 Maret 2018 / 09:08 WIB
Tetap kukuh pada kebijakan orientasi ekspor, Jerman tolak pemotongan pajak
ILUSTRASI. Properti di Jerman


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Menteri keuangan baru Jerman mengesampingkan perubahan dalam kebijakan fiskal yang akan membantu ekonomi terbesar Eropa mengurangi surplus perdagangan yang berlebih. Kondisi ini akan menutup kemungkinan jalan untuk menyelesaikan konflik perdagangan yang terbentang dengan Amerika Serikat (AS).

Berbicara dalam penerbangannya kembali dari pertemuan menteri keuangan dan bank sentral Kelompok 20 di Argentina, Olaf Scholz mengatakan kepada The Wall Street Journal, Rabu (21/3), bahwa meskipun pundi-pundi publik penuh, pemerintah tidak akan mempertimbangkan pemotongan pajak penghasilan dan perusahaan yang dapat memicu permintaan domestik dan mengurangi ketergantungan ekonomi pada ekspor.

"Sebagai menteri keuangan Jerman dan sebagai seorang Demokrat Sosial, saya menginginkan keuangan publik yang solid dan kerangka kerja bisnis yang baik," kata Scholz, dilansir dari Wall Street Journal.

Bersama dengan China, Jerman telah menjadi sasaran bagi pemerintah AS. karena surplus perdagangan yang besar. Trump melihat hal ini sebagai bukti praktik perdagangan tidak adil yang selama puluhan tahun telah menempatkan eksportir AS pada posisi yang kurang menguntungkan.

Jerman akan menjadi salah satu pihak yang paling terpukul di Eropa atas penerapan tarif baja dan aluminium oleh AS yang akan berlaku pada minggu ini. Trump berulang kali mengancam akan menghantam mobil-mobil Jerman dengan tarif impor hingga 25%, 10 kali lipat dari tarif saat ini.

Tapi ketidakpuasan dengan model ekonomi berorientasi ekspor Jerman tak hanya dirasakan Trump. Selama bertahun-tahun, pemerintah AS, Dana Moneter Internasional, Komisi Eropa dan organisasi internasional lainnya telah mendesak Berlin untuk melonggarkan kebijakan fiskal untuk merangsang permintaan, meningkatkan impor, dan mengurangi surplus perdagangannya, yang merupakan yang terbesar kedua di belakang China.

Berlin, pada gilirannya, berpendapat bahwa rekomendasi semacam itu akan berdampak kecil pada surplus yang mencerminkan daya saing sektor manufaktur dan nilai tukar mata uang euro.

Meskipun Jerman memiliki salah satu kombinasi tertinggi pendapatan dan pajak penggajian di dunia, keringanan pajak sederhana senilai € 10 miliar atau setara dengan US$ 12,2 miliar per tahun mulai 2021, dikatakan Scholz, akan menjadi satu-satunya pemotongan pajak sebelum pemilihan umum berikutnya pada 2021.




TERBARU

[X]
×