kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Timur Tengah memanas, maskapai berlomba-lomba menghindari wilayah udara Iran dan Irak


Rabu, 08 Januari 2020 / 14:16 WIB
Timur Tengah memanas, maskapai berlomba-lomba menghindari wilayah udara Iran dan Irak
ILUSTRASI. Boeing 737 MAX 8 diragukan sertfikasi FAA


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah maskapai memutuskan untuk menghindari wilayah udara Iran dan Irak setelah serangan balasan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat (AS) terjadi Rabu (8/1).

Dilansir Reuters, sedikitnya tujuh maskapai penerbangan telah menyatakan tidak akan melewati wilayah udara Iran dan Irak hingga waktu yang tidak ditentukan. Ketakutan pihak maskapai semakin menjadi-jadi setelah pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines jatuh pada Rabu (8/1).

Walaupun penyebab jatuhnya pesawat yang menewaskan 180 penumpang dan awaknya ini disebut karena masalah teknis setelah lepas landas dari bandara Iran Imam Khomeini, namun masih banyak yang meragukan kebenarannya mengingat di saat yang sama Iran sedang gencar menggempur pangkalan militer AS.

Alhasil, Air Canada pun memilih merubah rute penerbangannya demi menghindari wilayah tersebut.

Qantas Airways Ltd dari Australia pun sedang menyesuaikan jalur penerbangan untuk menghindari wilayah udara di atas Irak dan Iran. Perubahan rute menyebabkan waktu tempuh rute penerbangan Perth-London bertambah 50 menit. Selain itu, Quantas harus mengurangi jumlah penumpang agar bahan bakar yang bawa mencukupi karena ada penambahan waktu penerbangan. 

Emirates Airlines yang berbasis di Dubai turut membatalkan penerbangan dan memilih kembali ke Baghdad setelah serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS. Selanjutnya, Emirates akan melakukan perubahan operasional jika diperlukan.

Selain ketiga maskapai tersebut, Singapore Airlines Ltd juga melakukan hal yang sama. Maskapai asal Negeri Singa Putih ini mengatakan, setelah serangan rudal balistik yang dilakukan Iran, semua penerbangan Singapore Airlines bakal dialihkan dari wilayah udara Iran.

Hal yang sama juga diungkapkan Malaysia Airlines yang tidak akan terbang di atas wilayah udara Irak serta menyusun rute baru untuk menghindari kawasan Iran.

China Airlines Taiwan pun telah merilis bahwa pesawatnya tidak akan terbang di atas Iran dan Iran karena ketegangan regional yang semakin panas.

Sebelumnya, Korean Air Lines Co Ltd dan Thai Airways sudah menyatakan tidak akan melewati wilayah udara kedua Iran dan Irak. Bahkan pengumuman kedua maskapai ini dilakukan sebelum Iran menembakkan rudal balistik ke pasukan AS.

Sementara itu, regulator penerbangan India belum mengeluarkan instruksi bagi maskapai di India. "Tetapi kami sudah melakukan pertemuan dengan maskapai terkait dan menyarankan mereka untuk tetap waspada dan mengambil tindakan pencegahan," kata seorang pejabat yang mengetahui pertemuan tersebut yang berhasil dilansir  Reuters.

OPSGROUP, perusahaan yang memberikan panduan kepada maskapai, mengatakan larangan penerbangan di wilayah tersebut diperlukan karena ancaman terhadap keamanan telah meningkat secara signifikan. 

"Penerbangan menuju ke atau dari bandara utama di kawasan seperti Dubai, sekarang perlu melalui rute wilayah udara Arab Saudi," kata OPSDROUP seperti dilansir Reuters, Rabu (8/1).




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×