kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pro kontra vape lenyapkan target pasar rokok elektrik ini sampai US$ 10 miliar


Selasa, 14 Januari 2020 / 17:10 WIB
Pro kontra vape lenyapkan target pasar rokok elektrik ini sampai US$ 10 miliar
ILUSTRASI. Penggemar rokok elektrik atau Vape menunjukan kebolehannya disela acara 'I Choose to be Healthier' di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019). Roko elektrik tersebut terus diminati kaum milenial. Produk tembakau alternatif ini sudah menjadi sebuah industri


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kehadiran vape di industri rokok elektrik terus menuai pro dan kontra. Apalagi tahun 2019,  vape disebut-sebut telah menyebabkan 47 kasus kematian serta2.290 kasus sakit. Ini menjadi pukulan telak bagi industri ganja legal di Amerika Serikat.

Menurut laporan terbaru yang dikeluarkan oleh para peneliti Arcview Market Research dan BDS Analytics, penjualan vape turun dari puncaknya sebesar U$$ 160 juta pada Agustus 2019 menjadi hanya  US$ 41 juta dalam dua bulan.

Berjudul: Cannabis Vaping: Opportunities in an Uncertain Future, studi yang dirilis minggu lalu, mengungkapkan bahwa setelah delapan bulan pertumbuhan penjualan vape naik dalam penjualan gabungan bulanan vape di Arizona, California, Colorado, Nevada dan Oregon, penjualan anjlok 21"% menjadi hanya $ 126 juta pada bulan September. “Selanjutnya turun 5% pada bulan Oktober menjadi $ 119 juta, ”sebut  rilis resmi Arcviewa atas hasil studinya itu.

Data penjualan itu berbanding terbalik dengan penjualan vape di tahun 2018. Saat itu penjualan produk vape kanabis legal di AS menghasilan hampir US$ 1,6 miliar.

Sebelum terjadi krisis vape, perusahaan-perusahaan yang berbisnis vape memperkirakan penjualan akan meroket menjadi US$ 2,5 miliar pada tahun 2019 dan US$ 10,6 miliar pada tahun 2024. Namun, seperti yang ditunjukkan dalam laporan tersebut, perkiraan penjualan dan prospek pasar vape d terperosok dalam keraguan.

Troy Dayton, Chief Executive Officer dari Arcview mengatakan,  data dalam laporan ini tidak dapat disangkal bahwa konsumen ingin ngevape, tetapi mereka ingin melakukannya dengan aman. "Ketakutan terbesar atas peredaran vape adalah maraknya produk ilegal yang berbahaya, ini meredam pasar industri ganja legal vape,” ujar dia (13/1)

Kondisi ini, kata Dayton merupakan tanggung jawab pemerintah federal dan negara bagian untuk menerapkan peraturan yang melindungi konsumen dan advokasi konsentrat dari pihak ketiga yang sangat teregulasi dan teruji.

Sebagai catatan, intisari studi Cannabis Vape: : Opportunities in an Uncertain Future seperti dikutip dari Forbes (13/1) sebagai berikut:

* Pada kuartal pertama 2019, penjualan Vape gabungan di Arizona, California,Colorado, Nevada dan Oregon mencapai 25%  dari total penjualan sepanjang 2019.

* Di California, penjualan konsentrat rokok elektronik,  vape adalah sub-sektor yang tumbuh paling cepat, melampaui penjualan rokok elektronik pada Oktober 2018.

* Kabar kematian akibat vape ditengarai sebagian besar berasal dari pasar gelap,  bukan dari pasar ganja legal yang teruji dan diatur dalam industry vale;

* Tren tahun 2020 akan tergantung pada hasil pengujian pasien atas penyakit yang disebut-seut disebabkan vape, pengembangan protokol pengujian untuk vape legal, serta langkah regulator negara.

* Edukasi konsumen yang sebelumnya membeli vape lebih murah dari pasar gelap agar membeli dari sumber vape yang sah.

 




TERBARU

[X]
×