Sumber: The Guardian | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Buku Liz Truss tentang masa jabatannya sebagai perdana menteri Inggris selama 49 hari mencatat penjualan yang signifikan di Inggris pada minggu pertama penjualannya.
Dengan judul "Sepuluh Tahun untuk Menyelamatkan Barat: Pelajaran dari Satu-Satunya Konservatif di Ruangan", buku ini tidak hanya menceritakan pengalaman Truss di jabatan tersebut, tetapi juga mengajukan seruan untuk mendukung sayap kanan politik.
Menurut data penjualan Nielsen, buku Truss menempati posisi ke-70 dalam daftar buku terlaris minggu lalu, melebihi beberapa judul populer lainnya seperti "Ultimate Air Fryer Cookbook" dan "More Confessions of a Forty-something F**k Up".
Baca Juga: PM Inggris: Masa Keemasan Hubungan Kita dengan China Telah Berakhir
Dalam bukunya, Truss, yang berusia 48 tahun, mengklaim bahwa karyanya bukanlah memoar politik tradisional. Dia membagikan pengalaman menariknya, termasuk nasihat dari Ratu Elizabeth II untuk "mengatur kecepatan" selama masa jabatannya.
Namun, kejadian yang mengubah hidup terjadi ketika sang ratu meninggal hanya beberapa hari setelah nasihatnya. Truss mengungkapkan perasaannya yang terkejut dan bingung dengan pertanyaan, "Mengapa saya? Kenapa sekarang?"
Meskipun demikian, penjualan bukunya yang mengesankan membuatnya menjadi buku nonfiksi terlaris keenam di Inggris pada minggu tersebut. Penerbitnya, Biteback, menegaskan bahwa prestasi ini menandai keberhasilan dalam pasar buku politik yang sulit, di mana penjualan besar tidaklah umum.
Meskipun angka penjualannya jauh di bawah memoar mantan perdana menteri lainnya seperti David Cameron dan Tony Blair, Truss berhasil mengungguli keduanya dalam hal penjualan harian di Downing Street. Namun, perbandingan dengan penjualan memoar Margaret Thatcher menunjukkan tingkat yang jauh lebih rendah.
Baca Juga: Lebih Kaya Daripada Royal Family, Kekayaan PM Inggris Rishi Sunak Jadi Sorotan Publik
Selain itu, buku Truss telah mencuri perhatian di AS, di mana dia aktif dalam mempromosikannya di sejumlah acara Partai Republik. Namun, buku tersebut mengalami kritik keras, dengan beberapa kutipan yang kontroversial dihapus dari edisi akhirnya.
Meskipun buku ini berhasil menarik perhatian dan mencatat penjualan yang baik, ulasan dari pengulas The Guardian menggambarkannya sebagai karya yang naif secara politik dan ekonomi, serta penuh dengan klise yang tidak relevan.