Sumber: businessinsider.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan milik investor kawakan Warren Buffett, Berkshire Hathaway, disebut-sebut mencatatkan kinerja saham terburuk dalam satu dekade terakhir.
Melansir Business Insider, saham Berkshire Hathaway mengakhiri tahun 2019 ini dengan kenaikan 11%. Sebagai perbandingan, indeks S&P 500 naik 29%. Ini adalah kinerja terburuk untuk Berkshire Hathaway sejak 2009.
Ini juga merupakan tahun ketiga berturut-turut bahwa Buffett belum melakukan akuisisi besar-besaran. Ini juga yang menjadi alasan mengapa tumpukan uang Berkshire Hathaway membengkak ke rekor US$ 128 miliar. Data ini diambil dari data yang dirilis Berkshire di kuartal ketiga pada bulan November.
Besarnya jumlah uang tunai tersebut telah membingungkan para analis di Wall Street, yang tidak yakin mengapa Buffett tidak menempatkannya dalam akuisisi besar atau setidaknya dalam lebih banyak pembelian kembali saham.
Baca Juga: Jeff Bezos kehilangan Rp 140 triliun pada 2019, tapi tetap jadi orang terkaya dunia
"Kami tidak memiliki pandangan yang jelas tentang akuisisi atau strategi alokasi modal Berkshire," tulis analis CFRA Catherine Seifert dalam catatan November 2019. "Itu, ditambah dengan beberapa hasil operasi campuran, menghilangkan katalis dari saham," katanya.
Dalam surat kepada pemegang saham pada 2018, Buffett menulis bahwa menjadi lebih sulit untuk menemukan perusahaan besar untuk dibeli. “Di tahun-tahun mendatang, kami berharap untuk memindahkan sebagian besar kelebihan likuiditas kami ke dalam bisnis yang akan dimiliki oleh Berkshire secara permanen,” tulis Buffett.
Baca Juga: Warren Buffett: Saya tidak terganggu dengan pemikiran akan kematian saya
Dia melanjutkan, "Prospek langsung untuk itu, bagaimanapun, tidak baik: Harga sangat tinggi untuk bisnis yang memiliki prospek jangka panjang yang layak."