Sumber: businessinsider.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Akuisisi besar terakhir Buffett -yakni pembelian Precision Castparts senilai US$ 32 miliar- diselesaikan pada Januari 2016. Pada tahun 2019, ia berusaha membeli Tech Data, distributor teknologi, tetapi menolak untuk terlibat dalam persaingan penawaran ketika Apollo Management membuat penawaran yang lebih bersaing.
Tradisi yang telah lama dianut Buffett untuk menghindari perang penawaran ini mungkin juga yang membuatnya tidak jadi menawar perusahaan perhiasan mewah Tiffany & Co, pada akhir tahun.
Perusahaan ini menghubungi Buffett, ia lalu mengonfirmasi kepada The Financial Times, setelah konglomerat mewah LVMH mengajukan penawaran. Buffett menolak untuk bersaing, dan LVMH mencapai kesepakatan senilai US$ 16,2 miliar untuk Tiffany & Co pada bulan November.
Baca Juga: Para miliarder yang murah hati di 2019: Warren Buffett sumbang US$ 3,6 miliar
Namun selain akuisisi, beberapa investor frustrasi karena Buffett belum menghabiskan jumlah yang diizinkan untuk pembelian kembali saham.
Pada kuartal ketiga, misalnya, Buffett membeli kembali saham Berkshire Hathaway senilai US$ 700 juta. Dia dapat membeli kembali sebanyak US$ 200 juta lebih, menurut UBS.
“Kami semula memperkirakan pembelian kembali saham senilai US$ 900 juta untuk kuartal ini. Mengingat diskon untuk nilai intrinsik Saham BRK saat ini diperdagangkan pada dan saldo kas berlebih yang substansial, kami tetap terkejut bahwa perusahaan belum memilih langkah agresif dengan pembelian kembali saham,” tulis tim analis UBS yang dipimpin oleh Brian Meredith dalam catatan November.
Baca Juga: Kekayaan 500 miliarder dunia melonjak 25% sepanjang 2019, siapa saja mereka?
Investor sepertinya masih akan terus menggaruk kepala mereka, dan kemungkinan hal itu dilakukan sampai mereka mendapatkan lebih banyak jawaban ketika Berkshire Hathaway merilis pendapatan kuartal keempat 2019 dan surat pemegang saham tahunan pada bulan Februari 2020 mendatang.