Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Filosofi yang dimiliki oleh Warren Buffett melampaui strategi investasi semata.
Melalui puluhan tahun menulis surat kepada pemegang saham, wawancara, dan penampilan publik, sosok berjuluk "Sang dukun dari Omaha" ini telah mengungkap apa saja yang ia yakini menjadikan seseorang bernilai tinggi, baik secara finansial maupun sebagai pribadi.
Kebijaksanaan Buffett menawarkan panduan dalam membangun karakter dan kesuksesan yang berdampak jangka panjang.
Merangkum New Trader U, tujuh ciri berikut, yang diambil dari ajarannya dan contoh pribadinya, menggambarkan kualitas utama yang menurutnya dimiliki oleh orang bernilai tinggi (high value).
Baca Juga: BEI Suspensi Saham CDIA Milik Prajogo Pangestu karena Lonjakan Harga Tak Wajar
1. Menjunjung Tinggi Integritas
“Dalam diri seseorang, Anda mencari tiga hal: kecerdasan, energi, dan integritas. Jika mereka tidak punya yang terakhir, lupakan dua yang pertama.” – Warren Buffett
Buffett menempatkan integritas sebagai dasar dari segala bentuk kesuksesan yang bermakna. Ia menyadari bahwa bakat tanpa karakter justru bisa merusak. Kecerdasan dan energi yang besar akan jadi senjata berbahaya jika tidak disertai integritas.
Di Berkshire Hathaway, prinsip ini menjadi dasar utama dalam keputusan perekrutan. Buffett mempercayakan miliaran dolar kepada para manajer, bukan semata karena keahlian mereka, tetapi karena karakter mereka.
Orang bernilai tinggi tahu bahwa integritas bukan sesuatu yang bersifat situasional—melainkan mutlak. Mereka tetap berpegang pada nilai etika bahkan ketika tidak ada yang melihat.
Mereka tahu bahwa keuntungan jangka pendek dari jalan pintas kerap mengorbankan kepercayaan dan hubungan jangka panjang. Integritas adalah fondasi kepercayaan yang menjadi dasar semua hubungan bisnis maupun pribadi yang berkelanjutan.
2. Menjaga dan Membangun Reputasi
“Butuh 20 tahun untuk membangun reputasi dan hanya lima menit untuk menghancurkannya. Jika Anda memikirkannya, Anda akan bertindak berbeda.” – Warren Buffett
Bagi Buffett, reputasi adalah aset yang rapuh sekaligus tak ternilai. Setiap tindakan akan memperkuat atau merusak kepercayaan orang lain terhadap Anda. Orang bernilai tinggi mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusan terhadap reputasi mereka.
Perhatian terhadap reputasi bukan sekadar pencitraan, melainkan cerminan konsistensi etika dari waktu ke waktu.
Reputasi Buffett sebagai pribadi yang jujur dan terbuka telah membuka banyak peluang dalam hidupnya. Investor mempercayakan dana kepadanya, pemimpin bisnis meminta nasihatnya, dan para mitra tahu bahwa kata-katanya bisa diandalkan.
Orang bernilai tinggi membangun reputasi melalui keselarasan antara tindakan dan nilai yang mereka anut, menepati janji, serta memperlakukan semua orang dengan hormat tanpa memandang jabatan atau status.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Ade Maman Mendorong Pertanian Berkelanjutan di Desa Babadan
3. Menjalani Hidup Berdasarkan “Inner Scorecard”
“Pertanyaan besar tentang bagaimana seseorang berperilaku adalah apakah mereka hidup berdasarkan Inner Scorecard atau Outer Scorecard.” – Warren Buffett
Konsep ini Buffett pelajari dari ayahnya, Howard. Inner Scorecard berarti mengukur kesuksesan berdasarkan nilai dan prinsip pribadi, bukan validasi dari orang lain.
Orang bernilai tinggi memiliki kompas internal yang kuat dan tidak mudah terpengaruh tekanan sosial atau opini publik.
Sepanjang kariernya, Buffett memegang prinsip ini, seperti ketika ia menghindari saham teknologi saat booming dot-com.
Meskipun mendapat kritik, ia tetap berpegang pada analisis fundamental. Konsistensi inilah yang membuatnya mampu melewati krisis dan mempertahankan performa jangka panjang.
Hidup berdasarkan Inner Scorecard butuh keberanian. Anda harus siap berbeda ketika prinsip Anda menuntut hal tersebut, serta membuat keputusan yang bisa Anda pertanggungjawabkan dalam jangka panjang.
4. Terus Belajar dan Berinvestasi pada Diri Sendiri
“Investasi terbaik adalah investasi pada diri sendiri.” – Warren Buffett
Kebiasaan Buffett membaca setiap hari adalah bukti nyata komitmennya terhadap pembelajaran seumur hidup. Ia melahap laporan tahunan, surat kabar, buku, hingga publikasi industri.
Orang bernilai tinggi melihat dirinya sebagai karya yang terus berkembang. Mereka rendah hati dalam belajar dan sadar bahwa keahlian di satu bidang tidak otomatis menjadikan mereka bijaksana di bidang lain.
Selain pendidikan formal, mereka juga belajar dari kesalahan, meminta umpan balik, dan mengambil hikmah dari pengalaman orang lain.
Hubungan Buffett dan Charlie Munger adalah contoh terbaik: dua pemikir besar yang saling menantang gagasan dan tumbuh bersama.
5. Berpikir Jangka Panjang, Bukan Hanya Untung Sesaat
“Seseorang bisa duduk di bawah naungan pohon hari ini karena orang lain menanamnya bertahun-tahun lalu.” – Warren Buffett
Buffett sangat menekankan pentingnya menunda kepuasan demi hasil jangka panjang. Di saat banyak orang tergoda mengejar keuntungan instan, orang bernilai tinggi berfokus pada strategi dan nilai yang akan tumbuh seiring waktu.
Mereka menanam benih untuk masa depan: membangun keterampilan, membina hubungan, dan menjaga reputasi. Semua itu mungkin tidak langsung terlihat hasilnya, tapi akan berbuah besar.
Sikap ini juga berlaku dalam pengembangan diri dan pencapaian tujuan. Alih-alih mencari hasil cepat, mereka bekerja secara konsisten menuju visi jangka panjang yang selaras dengan nilai hidup mereka.
Tonton: BREAKING NEWS! Pesan Presiden Prabowo ke Perwira Lulusan Akmil Bikin Bergetar
6. Bergaul dengan Orang-Orang Berkualitas
“Lebih baik bergaul dengan orang yang lebih baik dari diri Anda. Pilih orang-orang yang sikapnya lebih baik, dan Anda akan terbawa ke arah itu.” – Warren Buffett
Kemitraan Buffett dan Charlie Munger menunjukkan dampak besar dari bergaul dengan orang berkualitas. Hubungan mereka dibangun di atas rasa hormat, nilai bersama, dan kekuatan yang saling melengkapi.
Orang bernilai tinggi sengaja membangun hubungan dengan orang yang mendorong mereka tumbuh, memegang standar tinggi, dan memiliki semangat untuk terus belajar. Mereka percaya bahwa lingkungan akan membentuk diri kita.
Dalam dunia profesional, Buffett juga menekankan pentingnya kualitas manajemen. Ia lebih memilih membeli perusahaan luar biasa dengan harga wajar dibanding perusahaan biasa dengan harga murah. Baginya, kualitas manusia di balik suatu usaha menentukan keberhasilannya.
7. Mempraktikkan Kerendahan Hati dan Kedermawanan
“Pada dasarnya, saat Anda tua nanti, ukuran kesuksesan sejati adalah: berapa banyak orang yang Anda ingin mencintai Anda, benar-benar mencintai Anda.” – Warren Buffett
Meski menjadi salah satu orang terkaya di dunia, Buffett tetap hidup sederhana dan berkomitmen menyumbangkan sebagian besar kekayaannya melalui Giving Pledge.
Orang bernilai tinggi menyadari bahwa pencapaian mereka juga berkat bantuan banyak pihak: guru, mentor, rekan kerja, bahkan pesaing. Kesadaran ini memupuk kerendahan hati dan keinginan untuk memberi kembali.
Mereka menggunakan waktu, pengetahuan, dan sumber daya untuk membantu orang lain sukses, karena mereka percaya bahwa kesuksesan bersama membawa dampak yang lebih besar. Kerendahan hati juga menjaga mereka tetap terbuka untuk belajar dan terus berkembang.