kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ahli AS: Jepang mulai kehilangan akal atasi krisis nuklir


Sabtu, 19 Maret 2011 / 08:32 WIB
Ahli AS: Jepang mulai kehilangan akal atasi krisis nuklir
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di Bank Mandiri Bintaro Tangerang Selatan, Senin (16/3). Di tengah tekanan pandemi virus corona, dua bank besar mencatatkan kinerja cukup positif di Februari 2020./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/16/03/2020.


Reporter: Edy Can, Kyodo News | Editor: Edy Can

WASHINGTON. Pemerintah Jepang mulai frustrasi terhadap krisis nuklir yang mengancam negaranya. Seorang ahli nuklir Amerika Serikat mengatakan, pemerintah Negeri Matahari Terbit itu mulai kehilangan akal untuk meredam krisis nuklir tersebut.

Robert Alvarez, seorang ahli di Institute for Policy Studies dan penasehat bekas Kementerian Energi Amerika Serikat mengatakan, langkah-langkah yang diambil Jepang sudah diluar kelaziman. Dia mengatakan, tindakan Jepang dengan mengucurkan air dari truk dan helikopter bukanlah salah satu opsi yang sesuai prosedur. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan hanya improvisasi.

Alvarez mengklaim, tidak ada lagi opsi yang baik bisa dilakukan Jepang untuk mendinginkan reaktor nuklir tersebut. "Ini adalah apa yang kamu sebut sebagai hal-hal terakhir," katanya saat berbicara National Press Club di Washington.

Pemerintah Jepang sendiri telah menaikkan level bahaya nuklir dari 4 ke 5. Peter Bradford, bekas anggota Komisi Pengaturan Nuklir Amerika Serikat mengatakan, level bahaya kemungkinan akan naik lagi.




TERBARU

[X]
×