kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amazon PHK 27.000 Karyawannya dalam Lima Bulan


Selasa, 21 Maret 2023 / 13:05 WIB
Amazon PHK 27.000 Karyawannya dalam Lima Bulan


Sumber: CNBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. CEO Amazon, Andy Jassy, pada hari Senin (20/3) mengumumkan bahwa perusahaannya akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 9.000 karyawannya dalam beberapa pekan ke depan.

Program PHK massal di tubuh Amazon ini dimulai pada bulan November 2022 dan diperpanjang hingga Januari 2023. Sejak saat itu, Amazon telah merumahkan lebih dari 18.000 karyawan.

Tambahan 9.000 karyawan bulan ini akan membuat Amazon merumahkan hingga 27.000 karyawan hanya dalam waktu sekitar lima bulan.

Keputusan Amazon melakukan PHK massal ini tidak lepas dari upayanya untuk mengurangi biaya operasional. Jassy mengakui bahwa perusahaan akan menghadapi ketidakpastian dalam waktu dekat.

Baca Juga: Apple Berhasil Hindari PHK Massal Karyawan, Ini Alasannya

"Prinsip utama dari perencanaan tahunan kami tahun ini adalah menjadi lebih ramping, sambil mencari cara yang memungkinkan untuk tetap berinvestasi dengan kuat dalam pengalaman pelanggan untuk jangka panjang. Kami yakini itu dapat meningkatkan kehidupan pelanggan dan Amazon secara signifikan," kata Jassy, seperti dikutip CNBC.

Periode PHK bulan ini kabarnya akan berdampak pada bagian komputasi cloud, sumber daya manusia, dan periklanan Amazon. Layanan streaming mereka, Twitch, juga akan merasakan dampaknya.

CEO Twitch, Dan Clancy, mengatakan ada sekitar 400 karyawannya yang akan dirumahkan bulan ini. Clancy mengakui bahwa ada pertumbuhan jumlah pengguna serta pendapatan Twitch tidak sesuai dengan harapan.

Baca Juga: Tahun Berat Perusahaan Teknologi, Setelah PHK Massal, Tunjangan Karyawan Juga Dihapus

PHK Terbesar Sepanjang Sejarah Amazon

Tren PHK yang terjadi di tubuh Amazon ini merupakan yang terbesar dalam sejarah perusahaan. Hal ini bahkan terjadi setelah mereka melakukan perekrutan besar-besaran selama pandemi Covid-19.

Mengutip CNBC, tenaga kerja global perusahaan membengkak menjadi lebih dari 1,6 juta pada akhir 2021, naik dari 798.000 pada kuartal keempat 2019.

Perusahaan saat ini terus meninjau secara luas pengeluaran karena memprediksi akan terjadi penurunan ekonomi dan pertumbuhan yang melambat dalam bisnis ritel utamanya.

Saham Amazon sendiri ditutup turun 1% pada hari Senin.

Amazon juga telah membekukan perekrutan tenaga kerja korporatnya, menghentikan beberapa proyek eksperimental, hingga menunda perluasan gudang.

CEO Jassy mengatakan dia tetap optimis tentang bisnis terbesar perusahaan, yaitu ritel dan Amazon Web Services, begitu pula divisi baru lainnya yang terus menjamin investasi.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×