kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.687   -25,00   -0,15%
  • IDX 8.507   -63,01   -0,74%
  • KOMPAS100 1.178   -10,19   -0,86%
  • LQ45 855   -8,08   -0,94%
  • ISSI 298   -1,49   -0,50%
  • IDX30 442   -5,09   -1,14%
  • IDXHIDIV20 512   -6,57   -1,27%
  • IDX80 132   -1,14   -0,85%
  • IDXV30 136   -0,52   -0,38%
  • IDXQ30 141   -1,76   -1,23%

Analis Wall Street: Investor Sedang Mabuk AI — dan Ini Bisa Berakhir Tragis


Selasa, 25 November 2025 / 10:28 WIB
Analis Wall Street: Investor Sedang Mabuk AI — dan Ini Bisa Berakhir Tragis
ILUSTRASI. Albert Edwards, Global Strategist dari Société Générale, memberi peringatan keras soal kondisi pasar saham Amerika saat ini. REUTERS/Kylie Cooper


Sumber: Benzinga | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Albert Edwards, Global Strategist dari Société Générale, memberi peringatan keras soal kondisi pasar saham Amerika saat ini. Menurutnya, reli pasar yang sebagian besar digerakkan oleh saham teknologi dan kecerdasan buatan (AI) sedang menciptakan sebuah gelembung berbahaya yang bisa berakhir buruk.

Pasar Terlihat Tumbuh, Tapi Risiko Dalamnya Kian Mengkhawatirkan

Mengutip Benzinga, Edwards, yang dikenal sebagai analis dengan pandangan bearish, membandingkan kondisi saat ini dengan gelembung dot-com akhir 1990-an. Dalam wawancaranya dengan Fortune, ia menunjuk valuasi perusahaan teknologi yang melambung, bahkan ada yang diperdagangkan lebih dari 30 kali proyeksi laba ke depan, sebagai alarm paling jelas bahwa pasar sedang berada dalam gelembung.

Namun, menurut Edwards, ada perbedaan besar dibanding gelembung sebelumnya: ekonomi saat ini sangat bergantung pada narasi AI, bukan hanya dalam investasi korporasi, tetapi juga dalam belanja konsumen. 

Belanja itu sebagian besar didorong oleh kelompok kaya, yakni sekitar 20% populasi teratas, yang belanjanya jauh melebihi kondisi normal. Ini, katanya, membuat ekonomi lebih rapuh dibanding era gelembung sebelumnya.

Edwards mengakui reputasinya sebagai pemberi alarm kadang benar, kadang meleset. Akan tetapi ia tetap yakin kondisi kali ini patut diwaspadai. Ia menegaskan bahwa AS belum mengalami resesi sejak 2008, dan tekanan dari ekspansi panjang itu justru memperkuat kecemasannya.

Baca Juga: Trump dan Xi Gelar Pembicaraan Telepon, Sepakati Pertemuan Timbal Balik pada 2026

“Biasanya ketika pasar sedang digerakkan gelembung, orang tidak mau mendengar karena mereka sedang menghasilkan banyak uang,” ujar Edwards.

Kekhawatiran AI Mulai Picu Aksi Jual di Pasar Saham

Peringatan Edwards muncul saat semakin banyak suara yang mempertanyakan reli pasar saham AS yang ditopang sektor teknologi dan AI. Investor dan penulis Ruchir Sharma baru-baru ini mengatakan bahwa ketergantungan ekonomi AS pada AI bisa berujung pecahnya gelembung AI.

Selama lima hari perdagangan terakhir, indeks S&P 500 turun 1,65%, sementara NASDAQ turun 2,26%, tergelincir karena aksi jual saham teknologi, meskipun Nvidia mencatatkan kinerja yang luar biasa.

Dalam periode yang sama, saham Nvidia turun 3,90%, dan CEO Jensen Huang dikabarkan kecewa dengan respons pasar yang dianggap tidak sebanding dengan hasil perusahaan.

Di sisi lain, Bill Gates mengakui bahwa ada elemen gelembung di sektor AI, tetapi menurutnya kondisinya belum sebanding dengan gelembung besar dalam sejarah. Sementara itu analis Wedbush, Dan Ives, menegaskan:

“Ini bukan gelembung AI. Kinerja Nvidia yang luar biasa dan permintaan besar untuk Blackwell/Rubin menjadi fokus utama kami, bukan aksi jual ini.”

Tonton: Perang Trump dan China Belum Usai! Bursa Dunia dan Indonesia Terguncang

Kesimpulan 

Artikel ini menggambarkan meningkatnya kekhawatiran bahwa pasar saham AS, yang didominasi oleh hype teknologi dan AI, sedang membentuk gelembung yang berpotensi lebih buruk dari krisis finansial 2008. Meski beberapa pakar seperti Bill Gates dan analis Wall Street berpendapat bahwa kondisi ini masih jauh dari kategori gelembung berbahaya, tanda-tanda seperti valuasi yang terlalu tinggi, aksi jual saham teknologi, dan ketergantungan ekonomi pada kelompok kaya membuat analis seperti Albert Edwards semakin yakin bahwa pasar sedang berada di wilayah berisiko.

Selanjutnya: Realme 14, HP Gaming dengan Baterai 6000 mAh & Didukung 45W SuperVOOC!

Menarik Dibaca: Realme 14, HP Gaming dengan Baterai 6000 mAh & Didukung 45W SuperVOOC!


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×