kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.787   8,00   0,05%
  • IDX 7.464   -15,87   -0,21%
  • KOMPAS100 1.153   -1,04   -0,09%
  • LQ45 914   0,87   0,10%
  • ISSI 225   -1,16   -0,51%
  • IDX30 472   1,38   0,29%
  • IDXHIDIV20 570   2,55   0,45%
  • IDX80 132   0,07   0,05%
  • IDXV30 140   1,22   0,88%
  • IDXQ30 158   0,44   0,28%

Arab Saudi: Tidak Ada Hubungan Diplomatik dengan Israel Sebelum Palestina Diakui


Rabu, 07 Februari 2024 / 14:53 WIB
Arab Saudi: Tidak Ada Hubungan Diplomatik dengan Israel Sebelum Palestina Diakui
ILUSTRASI. Bendera Saudi berkibar di atas konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki 20 Oktober 2018.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Arab Saudi menegaskan sikapnya untuk tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sebelum kemerdekaan negara Palestina diakui.

Ketegasan tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (7/2), sekaligus menyangkal klaim pejabat AS yang menyebut Saudi bersedia melakukan normalisasi.

Sebelumnya, Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, saat menerima kunjungan juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, di Riyadh hari Senin (5/2).

Baca Juga: Israel bangun permukiman baru di Yerusalem Timur, Arab Saudi mengecam keras

Sepulangnya dari Riyadh, Kirby mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden mendapat tanggapan positif bahwa Arab Saudi dan Israel bersedia untuk terus melakukan diskusi normalisasi.

Kabar mengenai adanya normalisasi hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel mulai beredar sejak tahun 2020.

Saat itu, Saudi memberikan persetujuan diam-diam kepada negara tetangganya, Uni Emirat Arab dan Bahrain, untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga: AS: Akan ada banyak negara Arab yang menandatangani kesepakatan damai dengan Israel

Pada Oktober 2023, Reuters melaporkan bahwa Arab Saudi menunda rencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, suatu langkah yang sangat didukung oleh AS.

Tertundanya normalisasi itu diduga terkait dengan serangan brutal militer Israel ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 27.000 penduduk Palestina, sebagian besar di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak.

Saat ini Qatar dan Mesir, yang merupakan mediator, sedang berusaha menyusun aturan gencatan senjata sementara. Israel berharap semua sandera bisa dibebaskan, namun tidak ingin perang berakhir sebelum Hamas dimusnahkan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×