Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden AS Donald Trump telah menandatangani kebijakan baru (new order) yang meningkatkan sanksi atas Korea Utara terkait program senjata nuklirnya.
Kementerian Keuangan AS telah diberikan otoritas untuk menargetkan perusahaan dan institusi finansial yang melakukan kerjasama dengan Korut.
Trump juga mengatakan, bank sentral China sudah menginstruksikan kepada perbankan China lainnya untuk menghentikan kerjasama dalam bentuk apapun dengan Pyongyang.
Kebijakan ini diteken kurang dari dua pekan setelah Perserikatan Bangsa Bangsa menyetujui pemberlakuan sanksi terhadap Korut akibat peluncuran ujicoba nuklirnya beberapa waktu lalu.
Seperti yang diketahui, ketegangan hubungan antara Korut dengan AS dan aliansinya semakin meningkat setelah Korut terus melakukan pengembangan dan ujicoba program senjata nuklir kendati mendapat tentangan dari negara-negara besar dunia.
Saat mengumumkan kebijakan eksekutif pada Kamis (21/9), Presiden Trump mengatakan kebijakan ini didisain untuk memangkas sumber pendapatan yang digunakan Korut untuk mendanai program pengembangan senjata mematikan tersebut.
Trump menyasar industri tekstil, perikanan, teknologi informasi, dan manufaktur milik Korut.
"Untuk jangka waktu yang lama, Korut sudah dibiarkan untuk masuk ke dalam sistem finansial internasional untuk memfasilitasi pendanaan program nuklir dan rudal," kata Trump.
Dia juga menekankan bahwa sanksi ini ditargetkan untuk satu negara, yakni Korea Utara.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, institusi finansial asing saat ini sudah diinformasikan apakah mereka memilih untuk berbisnis dengan AS atau Korut. "Tapi tidak bisa dengan keduanya," kata Mnuchin.
Sebelumnya, Trump juga bersumpah akan menghancurkan Korut secara menyeluruh jika mereka kembali mengeluarkan ancaman kepada AS dan aliansinya dalam pidatonya di Majelis Umum PBB untuk kali pertama sebagai Presiden AS.
Sebagai balasan, Pimpinan Korut Kim Jong Un berjanji akan membuat Trump membayar semua yang diungkapkan dalam pidatonya itu.
Dalam pernyataan pada hari ini, Jumat (22/9), dia mencap Trump sebagai orang yang 'gila secara mental'. "Pernyataan Presiden AS semakin meyakinkan saya, dibanding menakuti atau menghentikan saya. Jalan yang saya pilih adalah benar dan hal ini akan terus saya ikuti dan jalani sampai akhir," kata Kim Jong Un.