Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. China melakukan uji coba senjata hipersonik yang bisa mengelilingi dunia pada Juli, termasuk peluncuran rudal terpisah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari kendaraan berkecepatan sangat tinggi, menurut Financial Times dan Wall Street Journal.
Uji coba itu menunjukkan pengembangan senjata strategis berkemampuan nuklir China lebih maju dari perkiraan mengejutkan para pejabat Pentagon, menurut kedua surat kabar itu, seperti dilansir Channel News Asia.
Baik Amerika Serikat maupun Rusia tidak menunjukkan kemampuan yang sama, yang sanggup melakukan peluncuran rudal dari kendaraan induk yang melaju lima kali kecepatan suara.
Financial Times, yang pertama kali melaporkan tes tersebut pada akhir pekan lalu, menyebutkan, para ahli militer AS sedang mencoba memahami, bagaimana China menguasai teknologi tersebut, yang menempatkan Beijing di depan para pesaingnya dalam perlombaan senjata hipersonik.
Baca Juga: AS: Lebih cepat dari perkiraan, China bisa punya 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030
Wall Street Journal mengonfirmasi laporan itu pada Senin (22/11). Tes senjata hipersonik China pada 27 Juli lalu telah mengejutkan para pejabat negara Barat.
Dalam uji coba itu, China menggunakan sebuah kendaraan peluncuran dan rudal hipersonik jarak jauh berpemandu yang membawa hulu ledak, kemudian melepaskannya ke target uji di dalam negeri.
Tetapi, yang lebih mengejutkan adalah rudal hipersonik, saat terbang dari Selatan menuju China, melepaskan rudal terpisah yang meluncur jauh, kemudian jatuh tanpa menimbulkan bahaya ke Laut China Selatan.
Tes itu mengejutkan karena pelepasan rudal terjadi saat kendaraan melaju dengan kecepatan hipersonik, di atas 6.175 km/jam.
Baca Juga: India dan China bisa jadi pembeli pertama rudal S-500 Rusia, tengok kemampuannya
Financial Times mengungkapkan, para ahli teknologi Pentagon tidak yakin bagaimana China berhasil melakukan hal itu.
Peran potensial dari rudal yang dirilis tidak jelas. Hanya, itu bisa digunakan untuk menargetkan atau membelokkan pertahanan negara musuh terhadap serangan senjata hipersonik.
Apa pun gunanya, hal itu menggarisbawahi kecepatan China dalam menghadapi tantangan strategis bagi militer AS.
Pentagon mengatakan, China juga telah mempercepat produksi hulu ledak nuklir, yang bisa dibawa oleh rudal hipersonik serta kapal selam konvensional dan rudal balistik berbasis darat.
Jenderal John Hyten, jenderal nomor dua di Pentagon, mengatakan kepada CBS News pekan lalu, uji coba senjata hipersonik China pada Juli lalu, dan yang kedua tiga minggu kemudian, "harus menciptakan rasa urgensi" di Amerika Serikat.