Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Yudho Winarto
SINGAPURA. Harga saham perusahaan investasi milik Pemerintah Singapura, Temasek Holdings Pte, reli di bursa global. Maklum, perusahaan yang kini fokus menanamkan modal di negara maju itu berhasil mengerek nilai asetnya hingga mencapai rekor.
Menurut estimasi pusat investor institusi dana asing atawa Institusional Investor Sovereign Wealth Centre dan CMC Markets, aset Temasek mencapai US$ 263 miliar pada akhir Maret 2015. Padahal, di akhir tahun lalu, nilai aset Temasek baru US$ 223 miliar. Ini merupakan lompatan tertinggi dalam lima tahun.
Ahli Strategi CMC Markets yang berbasis di Singapura, Nicholas Teo mengatakan, hasil tersebut menunjukkan Temasek cukup agresif dalam berinvestasi ketimbang investor negara lain. "Mereka memiliki tahun yang fantastis untuk investasi ekuitas," kata Teo seperti ditulis Bloomberg, kemarin.
Beberapa portofolio investasi Temasek diantaranya adalah Alibaba Group Holding ltd dan Virtu Financial Inc. Kedua perusahaan ini berkontribusi terhadap kenaikan portofolio sebanyak US$ 40 miliar. Selain itu, Temasek adalah pemegang saham terbesar yakni sekitar sepertiga dari 30 anggota Straits Times Index. Di Singapore Telecommunications Ltd, Temasek memiliki 51% saham.
Bukan itu saja, Temasek juga tercatat memiliki 28% saham di bank terbesar Singapura, DBS Group Holdings Ltd. Menurut data yang dikumpulkan oleh Sovereign Wealth Centre, pada tahun fiskal 2014 lalu, Temasek menyelesaikan 54 penawaran saham, naik ketimbang periode tahun sebelumnya yakni 47 transaksi. Fokus investasi Temasek adalah di negara-negara berkembang
Enrico Soddu, analis Sovereign Wealth Centre yang berbasis di London mengatakan, Temasek mengeruk untung dari transaksi di sejumlah negara. Diantara transaksi terbesar Temasek adalah investasi dalam bisnis asuransi ING Group dengan menggandeng perusahaan private equity, RRJ Capital ltd.
Lalu, Temasek juga termasuk investor yang berkomitmen berinvestasi di perusahaan minyak, Venari Resources LLC dengan total keseluruhan US$ 1,3 miliar.
Perusahaan investasi yang mulau beroperasi tahun 1974 silam tersebut juga mengakuisisi 25% saham peritel Hong Kong, AS Watson & Co, senilai HK$ 44 miliar.