kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Awas, pandemi virus corona bisa memperparah OCD pada anak-anak dan remaja


Kamis, 12 November 2020 / 19:45 WIB
Awas, pandemi virus corona bisa memperparah OCD pada anak-anak dan remaja


Penulis: Belladina Biananda

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. OCD atau gangguan obsesif kompulsif adalah perilaku berulang yang disebabkan oleh pikiran yang berlebihan. Selama masa pandemi virus corona, kondisi itu semakin parah dirasakan oleh anak-anak dan remaja.

Mengutip dari Hindustan Times, penelitian terkait OCD dan pandemi dilakukan oleh para peneliti dari Aarhus University di Denmark. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Psychiatry itu melibatkan dua kelompok anak-anak dan remaja usia 7-21 tahun.

Hampir setengah anak-anak dan remaja di kelompok pertama mengalami gejala OCD yang semakin parah. Sedangkan, 1/3 dari mereka mengatakan kecemasannya yang semakin parah dan 1/3 partisipan mengalami gejala depresif yang lebih buruk.

Di grup lainnya, kondisi 73% partisipan memburuk dan 43% partisipan dengan gejala depresif bertambah. Judith Nissen, asisten penulis penelitian Aarhus University, menyatakan, pengujian penting dilakukan untuk melihat dampak pandemi virus corona terhadap ekspresi, frekuensi, dan perkembangan OCD.

Baca Juga: Inilah gejala Covid-19 yang khas dari ringan hingga sedang

Peran anggota keluarga sangat dibutuhkan

Para peneliti menyebutkan, kondisi anak-anak yang menderita OCD di usia muda lebih parah dibanding dengan remaja yang berusia lebih tua. Menurut Nissen, deskripsi media tentang virus corona, kematian, dan rekomendasi untuk isolasi memperparah kondisi anak-anak.

Meski demikian, para peneliti mengatakan, penelitian tidak bisa menemukan hubungan antara kecemasan tentang infeksi dengan perilaku sering mencuci tangan. Hasil penelitian mengindikasikan, anak-anak dan remaja penderita OCD lebih rentan terhadap krisis pandemi virus corona.

Bagi anak-anak atau remaja yang mengalami OCD, peran anggota keluarga dan orang-orang terdekat lainnya sangat dibutuhkan. Pengertian terhadap pembatasan sosial, menjaga kebersihan, dan protokol kesehatan Covid-19 lainnya perlu diberikan agar OCD yang dialami tak semakin parah.

Selanjutnya: Parosmia, gejala Virus Corona yang mirip dengan anosmia



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×