kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakteri Strep A Serang Anak-Anak di Inggris, Total Korban Meninggal Capai 24 Anak


Jumat, 23 Desember 2022 / 10:57 WIB
Bakteri Strep A Serang Anak-Anak di Inggris, Total Korban Meninggal Capai 24 Anak
ILUSTRASI. A Union flag flutters near the Houses of Parliament in London, Britain, February 20, 2017. REUTERS/Stefan Wermuth


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris kini tengah diserang oleh virus Strep A. Data terkini, lima anak lagi dilaporkan meninggal dunia akibat serangan Strep A.

Melansir Daily Mail, data Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menunjukkan, 21 anak di Inggris meninggal akibat infeksi bakteri yang biasanya ringan.

Dua anak di Wales dan satu di Irlandia Utara juga telah kehilangan nyawa mereka. Sehingga menjadikan jumlah kematian di Inggris sejauh musim dingin ini menjadi 24 anak.

Korban termasuk Muhammad Ibrahim Ali, 4 tahun dari Buckinghamshire, dan Hannah Roap, 7 tahun dari Wales.

Meski rendah, jumlah anak di Inggris yang meninggal akibat Strep A lebih tinggi dari yang diperkirakan untuk tahun ini.

Pada 2017-2018, 27 anak di bawah 18 tahun meninggal akibat penyakit tersebut selama musim dingin terakhir yang buruk.

Bakteri Strep A dapat menyebabkan berbagai infeksi lain, termasuk impetigo, demam berdarah, dan radang tenggorokan.

Baca Juga: Anak Sering Sakit saat Musim Hujan, Begini Cara Jitu Mencegahnya

Sementara sebagian besar infeksi relatif ringan, dalam kasus yang sangat jarang, bakteri dapat menyebabkan Streptokokus Grup A invasif (iGAS).

Dua bentuk paling parah dari penyakit invasif ini adalah necrotising fasciitis dan sindrom syok toksik streptokokus. Keduanya bisa membunuh.

Data menunjukkan kasus iGAS sudah mencapai lima kali lebih tinggi dari musim dingin lalu.

Namun level yang terlihat musim ini telah melampaui setiap puncak yang terlihat dalam enam tahun terakhir.

Biasanya, terjadi lonjakan kasus iGAS setiap tiga hingga empat tahun sekali. Namun social distancing selama pandemi Covid dianggap telah mengganggu siklus ini.

Beberapa ahli menilai, hal ini telah menyebabkan beberapa anak muda mengalami pengurangan kekebalan terhadap Strep A. 

Baca Juga: 3 Cara Konsumsi Jahe agar Efektif Mengobati Pilek dan Flu

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingginya tingkat virus pernapasan lainnya - termasuk flu, RSV dan norovirus - juga dapat menempatkan anak-anak pada risiko koinfeksi Strep A yang lebih tinggi, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit parah.

"Saya mengerti bagaimana peningkatan besar dalam demam berdarah dan radang tenggorokan mungkin mengkhawatirkan orang tua. Namun kondisi ini dapat dengan mudah diobati dengan antibiotik dan sangat jarang seorang anak menjadi sakit parah," jelas Dr Colin Brown, wakil direktur UKHSA.

Mengutip Sky News, data UKHSA yang diproyeksikan menunjukkan jumlah kemungkinan kasus demam berdarah yang dilaporkan dapat mencapai 10.000 dalam pekan yang berakhir minggu lalu. 

UKHSA mengatakan, jumlah konsultasi dokter umum di Inggris saat ini menunjukkan tingkat aktivitas yang luar biasa selama titik awal musim dingin ini. 

Hal itu terjadi ketika jumlah pasien di rumah sakit dengan flu di Inggris melonjak dan Strep A mendorong permintaan yang hampir mencapai rekor untuk layanan NHS 111.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×