Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kelompok peretas Anonymous mengumumkan di Twitter bahwa mereka berhasil menembus dan membocorkan data pribadi 120.000 tentara Rusia.
"Semua tentara yang berpartisipasi dalam invasi ke Ukraina harus dikenakan pengadilan kejahatan perang," kata Anonymous dalam pesan tersebut seperti yang dikutip dari Fortune.
Kebocoran termasuk informasi pribadi seperti tanggal lahir, alamat, nomor paspor, dan afiliasi unit.
Anonymous juga menuliskan tweet bahwa perlu waktu bagi masyarakat untuk memaafkan Rusia atas kekejaman di Ukraina yang dipicu oleh invasi Putin.
Saat Anonymous mengumumkan peretasan pada hari Minggu, kebocoran data tersebut sudah terjadi pada awal Maret dan pertama kali muncul di Pravda, outlet berita Ukraina, beberapa hari setelah invasi dimulai.
Menurut Newsweek, Pravda tidak mengungkapkan sumber kebocoran, tetapi menyatakan "Pusat Strategi Pertahanan memperoleh data ini dari sumber yang dapat dipercaya".
Baca Juga: Putin Batasi Visa bagi Warga dari Negara yang Tidak Bersahabat dengan Rusia
Minggu ini, militer Rusia telah menghadapi pengawasan yang lebih ketat setelah muncul kekhawatiran atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Bucha. Laporan menunjukkan warga sipil dilecehkan dan dibunuh. Beberapa mengatakan mayat telah ditemukan di halaman, jalan, dan mobil.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Anonymous sangat blak-blakan tentang perang tersebut.
"Peretasan akan berlanjut sampai Rusia menghentikan agresi mereka," kata Anonymous.
Di antara upayanya untuk melawan, kelompok peretas tersebut mengklaim telah menonaktifkan situs web pemerintah, perusahaan, dan berita, meretas ke badan sensor teratas, dan meretas ke TV Rusia.
Baca Juga: Rusia Akan Mengakhiri Pembatasan Penerbangan Covid Tapi Hanya Untuk Negara Bersahabat
Melansir BBC, dari semua serangan siber yang dilakukan sejak konflik Ukraina dimulai, peretasan Anonymous di jaringan TV Rusia merupakan yang paling menonjol.
Peretasan itu ditangkap dalam klip video pendek yang menunjukkan program normal terganggu dengan gambar bom meledak di Ukraina dan tentara berbicara tentang kengerian konflik yang terjadi.
Video tersebut mulai beredar pada 26 Februari lalu dan dibagikan oleh akun media sosial Anonymous dengan jutaan pengikut.
"HANYA DI: Saluran TV negara #Rusia telah diretas oleh #Anonymous untuk menyiarkan kebenaran tentang apa yang terjadi di #Ukraina," tulis salah satu postingan.
Video itu dengan cepat ditonton oleh jutaan orang.