Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Israel melakukan serangan udara pertama di Jalur Gaza dalam beberapa bulan terakhir, Selasa pagi (19/4) sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan dari Palestina ketika ketegangan meningkat setelah kekerasan akhir pekan di sekitar situs suci Yerusalem.
Sirene peringatan berbunyi di Israel selatan pada Senin (18/4) malam, setelah roket ditembakkan dari daerah yang dikendalikan kelompok Hamas, insiden pertama sejak awal Januari lalu. Roket itu jatuh ke laut di lepas Tel Aviv.
"Satu roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Roket itu dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara Iron Dome," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia.
Beberapa jam kemudian, Angkatan Udara Israel mengatakan, telah menyerang tempat pembuatan senjata Hamas sebagai pembalasan.
Hamas mengeklaim, telah menggunakan "pertahanan anti-pesawat" untuk melawan serangan udara Israel, yang tidak menimbulkan korban, menurut saksi dan sumber keamanan di Gaza.
Baca Juga: Warga Palestina Bentrok dengan Polisi Israel di Komplek Masjid Al-Aqsa, 152 Terluka
Tidak ada faksi di daerah kantong padat berpenduduk 2,3 juta jiwa tersebut yang segera mengaku bertanggungjawab atas serangan roket itu. Tapi, serangan itu terjadi setelah serangkaian serangan di Israel dan ketegangan akhir pekan di sebuah tempat suci di Yerusalem.
Israel menganggap Hamas bertanggungjawab atas semua tembakan roket ke Israel, dan biasanya melakukan serangan udara sebagai tanggapan.
Serangan roket yang pertama terjadi sejak Januari lalu, setelah akhir pekan penuh kekerasan Israel-Palestina di dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang melukai lebih dari 170 orang, sebagian besar demonstran Palestina.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengadakan pertemuan pada Selasa untuk membahas lonjakan kekerasan di Palestina.
Kekerasan serupa di Yerusalem sekitar waktu yang sama tahun lalu memicu tembakan roket Hamas berulang kali ke Israel yang meningkat menjadi perang 11 hari.