Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan global tengah menghadapi risiko kehilangan pendapatan komisi hingga miliaran dolar AS akibat makin ketatnya regulasi, dan persaingan perusahaan keuangan digital yang menggratiskan biaya layanan.
Hal ini mengemuka dari hasil riset Accenture Plc secara kuantitaif di terhadap lebih dari 15.000 bank di 12 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, dan Hong Kong.
Baca Juga: Bank sentral ramai-ramai pangkas suku bunga
Mengutip Reuters, Rabu (11/3) hasil riset tersebut menyatakan pendapatan komisi bank di 12 negara tersebut yang berasal dari biaya layanan, biaya administrasi, ataupun transaksi lintas batas bakal berkurang hingga 5% selama tiga tahun hingga lima tahun ke depan.
Industri keuangan digital disebut Accenture jadi biang keladinya. Mereka merangsek pasar layanan keuangan dengan memberikan biaya yang murah, bahkan gratis.
Di Amerika misalnya, Bank Digital Chime misalnya membebaskan biaya administrasi untuk simpanan hingga nilai US$ 100. Adapun Revolut asal London, Inggris bahkan menawarkan nilai tukar antar bank yang jauh lebih baik untuk transfer Valas.
“Pelaku industri anyar ini berlaku sebagai katalis yang memaksa industri konvensional untuk berubah. Bank kini tidak bisa lagi mengandalkan pendapatan dari komisi yang tidak transaparan sebagaimana yang mereka lakukan saat ini,” kata Global HEad of Accenture Banking Practice Alan McIntyre.
Selain soal kompetitor anyarnya, riset Accenture juga menyatakan pendapatan mungkin akan menyusut akibat regulator mulai mensimplifikasi tarif layanan keuangan guna melindungi konsumen.
Baca Juga: Wabah virus corona berdampak terhadap biaya produksi sepatu di dalam negeri
Accenture juga menyarankan agar bank konvensional ini dapat memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dan prediksi analitik. Gunanya agar mereka bisa meraih kepercayaan nasabah dan menangkap lebih banyak peluang pertumbuhan pendapatan.
Contohnya, bank bisa menggunakan prediksi analitik untuk memberikan saran terkait opsi pembayaran apa yang lebih menguntungkan, atau memberikan hadiah lebih banyak buat nasabah.
Lagi pula sepanjang biaya layanan dibebani secara relevan, lebih dari setengah nasabah yang disurvei masih menyatakan kesediaannya membayar.