kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.800   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Begini ketegangan di Semenanjung Korea 2017, saat AS dan Korea Utara tembak rudal


Rabu, 16 September 2020 / 00:00 WIB
Begini ketegangan di Semenanjung Korea 2017, saat AS dan Korea Utara tembak rudal


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan rudal presisi pada 2017 untuk menunjukkan kepada Korea Utara kemampuannya secara tepat menyerang target apa pun di negara komunis itu.

Langkah itu AS lakukan sebagai tanggapan atas uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara yang mampu mencapai negeri uak Sam, menurut jurnalis Washington Post Bob Woodward dalam bukunya berjudul Rage yang rilis Selasa (15/9).

Mengutip berbagai pejabat AS, termasuk Menteri Pertahanan ketika itu James Mattis, Woodward mengatakan, Pasukan AS- Korea Selatan (USFK) kemudian bereaksi dengan rudal taktis yang menempuh jarak 300 kilometer sebelum jatuh ke Laut Timur.

"Itu adalah jarak yang tepat antara titik peluncuran rudal AS dan lokasi uji coba rudal Korea Utara, serta tenda tempat foto satelit menunjukkan Kim Jong Un (Pemimpin Korea Utara) sedang menyaksikan peluncuran rudal," tulis Woodward di bukunya seperti dikutip kantor berita Yonhap.

Baca Juga: Terekam satelit, Korea Utara persiapkan uji coba rudal balistik dari kapal selam

"Artinya, dimaksudkan untuk menjadi jelas: Kim Jong-un perlu khawatir tentang keselamatan pribadinya," kata Woodward yang menambahkan, tidak pernah terkonfirmasi apakah Korea Utara telah menerima pesan tersebut.

Melancarkan serangan pendahuluan

Korea Utara, entah tidak sadar atau acuh tak acuh, Woodward mengatakan, terus meningkatkan provokasinya, meluncurkan ICBM yang lebih kuat selang tiga minggu kemudian pada 28 Juli, yang bisa menempuh jarak 10.000 km dan menghantam sebagian besar Amerika Serikat.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×