kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini ketegangan di Semenanjung Korea 2017, saat AS dan Korea Utara tembak rudal


Rabu, 16 September 2020 / 00:00 WIB
Begini ketegangan di Semenanjung Korea 2017, saat AS dan Korea Utara tembak rudal


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan

Pada 29 Agustus di tahun yang sama, Korea Utara meluncurkan rudal lain, pelu kendali jarak menengah yang terbang langsung di atas Jepang, yang Woodward gambarkan sebagai "eskalasi yang jelas" dalam provokasi yang "mengubah karakter ancaman".

"Mattis dapat melihat tekanan militer maksimum tidak dirasakan atau dilihat oleh Korea Utara. Dia mulai mencari opsi tanggapan yang lebih agresif dan bertanya-tanya, apakah mereka harus mengambil tindakan pemboman yang sebenarnya di pelabuhan Korea Utara untuk mengirim pesan," tulis Woodward.

Baca Juga: Korea Utara berhasil tembakkan rudal balistik dari kapal selam, Korea Selatan siaga

Bagian awal bukunya, Woodward juga membahas tentang kepusingan Mattis, apakah dia harus membuat keputusan untuk menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan AS dari Korea Utara.

"(Mattis) tidak berpikir bahwa Presiden (Donald) Trump akan melancarkan serangan pendahuluan terhadap Korea Utara, meskipun rencana untuk perang semacam itu masih ada," kata Woodward.

Reporter skandal Watergate itu mengklaim, Komando Strategis AS di Omaha, Nebraska, telah dengan cermat meninjau dan mempelajari Rencana Operasi 5027 (OPLAN 5027), yang katanya, ditujukan untuk "perubahan rezim di Korea Utara" yang mencakup "penggunaan 80 senjata nuklir."

"Ini sangat membebani saya setiap hari. Saya harus mempertimbangkan setiap hari ini bisa terjadi. Ini bukan masalah teoretis," kata Mattis seperti Woodward dalam bukunya.

Selanjutnya: AS: Korea Utara punya hingga 60 bom nuklir dan 5.000 ton senjata kimia




TERBARU

[X]
×