Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Penjualan bisnis Uber yang beroperasi di China ke pesaingnya Didi Chuxing berada di bawah pengawasan Beijing.
Menteri Perdagangan China mengumumkan akan melakukan investigasi antimonopoli pada hari ini (2/9). Beijing mempertanyakan apakah kesepakatan dua perusahaan tersebut sudah dideklarasikan secara resmi kepada pihak berwenang.
Hingga saat ini, masih belum jelas apakah kesepakatan penjualan Uber-Didi yang dilakukan Agustus lalu, akan menemui kegagalan atau tidak. Dalam kesepakatan itu, Uber akan menerima sekitar 18% saham Didi dan menjadi pemegang saham terbesarnya. Laporan sejumlah media lokal memprediksi, nilai perusahaan gabungan tersebut mencapai US$ 35 miliar.
Dalam pernyataan tertulisnya, Menteri Perdagangan China mengatakan pihaknya sudah menggelar dua wawancara dengan perwakilan Didi dan meminta penjelasan mengenai bisnis mereka. Mendag juga menuntut penjelasan mengenai alasan mengapa Didi tidak mendeklarasikan kesepakatannya dengan Uber kepada otoritas.
Terkait hal itu, pihak Didi diminta untuk mengirimkan dokumen-dokumen dan bahan lain yang dibutuhkan Kementerian Perdagangan.
Sementara itu, Juru Bicara Didi menegaskan, pihaknya tengah melakukan komunikasi yang cukup intens dengan pihak otoritas. Sedangkan Uber tidak merespon pertanyaan yang diajukan CNNMoney.
Sekadar informasi, Uber diluncurkan di China pada 2013 lalu dan sudah berekspansi dengan beroperasi di 60 kota.
Tapi rupanya, market China sulit ditaklukkan Uber, apalagi harus berhadapan dengan Didi. Pada Februari lalu, Uber mengumumkan pihaknya mengalami kerugian mencapai US$ 1 miliar di China.