Sumber: Arab News,Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Bentrokan kembali terjadi antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar Masjidil Aqsa pada hari Jumat (14/4). Reuters melaporkan bahwa bentrokan terjadi setelah ibadah sholat Subuh pagi ini berlangsung.
Pasukan keamanan Israel telah memperketat pengamanan setelah serangkaian serangan jalanan Arab yang mematikan di seluruh negeri selama dua minggu terakhir.
Tensi semakin tinggi di Yerusalem sejak memasuki bulan Ramadan. Situasi semakin tegang pada hari Jumat bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi dan festival Paskah Kristen tahun ini.
Baca Juga: Rusia Makin Ganas Serang Ukraina, Israel Pun Brutal Menyerang Warga Palestina
Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir menyusul serangkaian serangan oleh warga Palestina yang menewaskan 14 orang di dalam wilayah Israel.
Israel juga telah melakukan gelombang penangkapan dan operasi militer di Tepi Barat yang diduduki, memicu bentrokan dengan warga Palestina.
Dilansir dari Reuters, polisi Israel mengatakan mereka memasuki kompleks Masjidil Aqsa untuk membubarkan kerumunan setelah bentrokan sebelumnya yang tersisa di akhir sholat subuh. Polisi memastikan pihaknya tidak memasuki masjid.
Baca Juga: Uji Coba Berhasil, Israel Segera Miliki Sistem Pertahanan Rudal Berbasis Laser
Tidak berapa lama. sekelompok warga Palestina mulai melemparkan batu ke arah ruang ibadah Yahudi di Tembok Barat. Polisi mengatakan mereka memasuki kompleks itu untuk membubarkan dan mendesak mundur kerumunan penyerang Palestina.
Layanan ambulans Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 59 orang terluka dalam bentrokan pagi ini. Beberapa di antaranya dilaporkan terkena gas air mata dan peluru karet yang ditembakkan oleh polisi Israel.
Dilansir dari Arab News, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan puluhan pria bertopeng membawa bendera Palestina dan Hamas berbaris ke kompleks Masjidil Aqsa pada Jumat pagi dan mulai mengumpulkan batu.
Hamas yang saat ini manguasai Gaza mengutuk polisi Israel dan mengatakan Israel harus bertanggung jawab atas konsekuensinya.