kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bertahun-tahun menghadapi tuduhan pelanggaran paten (3)


Jumat, 30 November 2018 / 15:37 WIB
Bertahun-tahun menghadapi tuduhan pelanggaran paten (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - Sun Piaoyang


Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Tri Adi

Tidak ada bisnis yang bisa berjalan mulus. Sun harus merasakan tuntutan hukum dari seterunya. Beberapa tahun lamanya Sun harus menghadapi tuntutan pelanggaran paten obat di pengadilan. Hingga akhirnya, Jiangsu harus menelan kekalahan di pengadilan. Namun, penjualan Jiangsu tidaklah langsung anjlok. Perusahaan yang dipimpin Sun masih bisa mencatatkan keuntungan. Kekayaan Sun per November ini tercatat menjadi US$ 11,1 miliar.

Perjalanan bisnis Sun Piaoyang membangun Jiangsu Hengrui Medicine memang terlihat sukses hingga hari ini. Namun perjalanannya tidak selalu mulus.

Di awal masa jabatannya sebagai pemimpin perusahaan, Sun harus meghadapi persoalan hukum di tahun 2003.

Perusahaan farmasi terbesar nomor 3 di dunia waktu itu, Sanofi Aventis Group yang berbasis di Perancis melayangkan gugatan kepada Jiangsu Hengrui Medicine atas tuduhan pelanggaran patennya untuk obat kanker.

Dalam sebuah bukti dokumen yang dibawa Sanofi Aventis menunjukkan Jiangsu Hengrui Medicine melanggar paten Decotaxel sebuah suntikan cytotoxic yang dimiliki Sanofi Aventis dan sebelumnya telah mendapatkan persetujuan Kantor Kekayaan Intelektual China tahun 2002. Perusahaan seteru Jiangsu itu menuntut denda atas biaya paten senilai 45 juta hingga 55 juta untuk kompensasi atas kerugian ekonomi dan 200.000 untuk biaya sampling dan notaris.

Kasus yang berlangsung sejak tahun 2003 atas tuduhan pelanggaran metode produksi untuk obat kanker yang dilakukan Jiangsu Hengrui Medicine baru mendapatkan putusan di tahun 2006.

Tepatnya pada September 2006, Pengadilan Tingkat Tinggi Nomor 2 di Shanghai memutuskan mendukung Sanofi Aventis. Keputusan itu mengakibatkan pihak Jiangsu Hengrui Medicine harus membayarkan 230.000 sebagai uang kompensasi sekaligus biaya hukum.

Tak terima dengan hasil putusan, Jiangsu Hengrui Medicine mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Shanghai. Baru pada Juni 2007, Pengadilan Tinggi Shanghai menarik kembali putusan sebelumnya, sehingga tidak ada uang kompensasi sekaligus biaya hukum yang harus dibayarkan Jiangsu Hengrui Medicine.

Hanya saja, Pengadilan Tinggi Shanghai tetap mendukung Sanofi Aventis dalam hal tuduhan bahwa Jiangsu Hengrui Medicine telah terlibat dalam persaingan yang tidak sehat. Meski tersandung tuduhan pelanggaran paten, penjualan Decotaxel Jiangsu Hengrui Medicine di tahun 2006 melesat hingga 58% dari penjualan di tahun 2005 menjadi 300 juta Yuan.

Sedangkan penjualan Decotaxel secara industri ke seluruh dunia pada tahun 2005 masih dikuasai Sanofi Aventis, yakni sebesar US$ 2 miliar.

Di sela-sela kasus, tahun 2004 Jiangsu Hengrui Medicine mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat untuk mulai menjual dan mendistribusikan obat suntik Oxaliplatin yang digunakan untuk mengobati kanker usus besar. Perjanjian kerja sama kemudian juga dijalin antara Hengrui dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat lainnya yakni Sandoz dan Teva.

Nah jika dilihat per November 2018, Sun diperkirakan memiliki total kekayaan mencapai US$ 11,1 miliar. Dengan mengantongi kekayaan sebesar itu, Sun berhasil menduduki posisi sebagai orang terkaya urutan ke-15 di China sekaligus ke-202 di dunia.

Kekayaannya tersebut diperkirakan telah naik lebih dari 46% dibandingkan tahun lalu. Maklum saja sumber kekayaannya juga disokong oleh kepemilikan saham sang istri di perusahaan Jiangsu Hansoh Pharmaceutical.

Jiangsu Hansoh Pharmaceutical merupakan perusahaan farmasi terbesar nomor dua di Liangyungang. Posisinya tepat berada satu tingkat di bawah Jiangsu Hengrui Medicine.

Kekayaan pria yang awalnya berprofesi sebagai akademisi ini diprediksi akan terus melesat disusul dengan rencana IPO perusahaan Jiangsu Hansoh Pharmaceutical di Hong Kong.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×