kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bill Gates kaget dengan Panama Papers, mengapa?


Jumat, 15 April 2016 / 09:19 WIB
Bill Gates kaget dengan Panama Papers, mengapa?


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Bocornya data Panama Papers dua pekan lalu memang cukup menghebohkan. Jika orang lain terkejut dengan nama-nama pesohor yang tercantum pada dokumen tersebut, tidak demikian halnya dengan Bill Gates.

Orang terkaya di Amerika ini justru heran mengapa jumlah warga AS yang masuk ke daftar Panama Papers hanya sedikit.

"Saya cukup terkejut karena hanya ada sedikit warga AS yang masuk ke daftar itu (Panama Papers)," jelas Gates saat diwawancarai secara eksklusif oleh CNBC di Qatar.

Dia juga bilang, saat melaporkan pajak pribadi, seseorang akan ditanya mengenai rekening bank di luar negeri dan aset yang dimiliki. "Namun itu bukan berarti bahwa semua orang jujur dalam menjawab pertanyaan itu," jelasnya.

Sekadar informasi, berdasarkan data yang dirilis Forbes pekan ini, laporan awal mengindikasikan lebih dari 200 warga AS yang namanya tercantum pada Panama Papers.

International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) bilang, lebih dari 214.000 perusahaan offshore yang terkoneksi dengan orang di 200 negara dan wilayah.

Banyak faktor yang dikaitkan dengan minimnya jumlah warga AS di dokumen yang bocor tersebut. Sejumlah teori menyimpulkan bahwa Mossack Fonseca bukan merupakan firma hukum favorit di kalangan warga AS.

Alasan lain yang juga muncul adalah Amerika memiliki struktur entitas yang fleksibel dan keringanan pajak korporasi. Selain itu, ada juga anggapan bahwa sangat mudah bagi warga AS untuk menciptakan perusahaan cangkang di negara bagian tertentu.

Dalam wawancara eksklusif dengan CNBC pada Kamis, pembocor isu dari UBS Bradley Birkenfeld menilai peretasan data dari firma hukum yang berbasis di Panama City bisa saja dilakukan oleh Badan Intelijen Amerika.

"Berdasarkan opini saya, CIA berada di belakang semua ini," jelas Birkenfeld.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×