Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
HOUSTON. Meski harga komoditas minyak terus merosot, perusahaan investasi Blackstone masih berkomitmen untuk menanam dana di sektor energi. GSO Capital Partners, unit bisnis Blackstone akan menanamkan sekitar US$ 500 juta untuk mendanai pengembangan minyak dan gas Linn Energy LLC.
Chairman Blackstone, Steve Schwarzman mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang paling baik untuk berinvestasi di sektor energi. Perusahaan private equity ini terus berburu dan menambah portofolio perusahaan energi.
Schwarzman mengatakan, ada banyak orang yang meminjam banyak uang ketika harga minyak tinggi dan mereka ini akan memerlukan lebih banyak modal. "Akan ada banyak restrukturisasi dan kejatuhan. Ini akan menjadi salah satu peluang terbaik yang kami miliki dalam beberapa tahun," imbuh Schwarzman kepada Bloomberg.
Setelah pengumuman investasi GSO, harga saham Linn Energy melonjak 18%. Enam bulan sebelumnya, sewaktu harga minyak tergelincir, harga saham perusahaan minyak asal Houston ini merosot hampir 70%.
Dalam kesepakatan berjangka waktu lima tahun itu, Blackstone akan mendanai program pengeboran minyak di beberapa lokasi milik Linn. Di proyek-proyek ini, Blackstone akan memiliki 85% working interest. Bila proyek-proyek ini menghasilkan return tahunan 15% bagi Blackstone, kepemilikan akan turun menjadi 5%.
GSO menghasilkan laba sebesar 9,5% bagi Blackstone sepanjang sembilan bulan pertama tahun lalu. Total aset GSO mencapai US$ 70 miliar. Sedangkan, Blackstone mengelola dana hingga sekitar US$ 284 miliar.
Howard Marks, miliarder yang merupakan salah satu pendiri perusahaan investasi Oaktree Capital Group LLC, mengatakan, anjloknya harga minyak memicu investasi besar-besaran terutama ke perusahaan yang berutang besar. Dalam surat ke klien bulan lalu, Marks mengatakan, Oaktree lebih agresif karena perusahaan-perusahaan yang berutang besar ketika suku bunga rendah kini sedang terimpit.
Marks bilang, peluang beli perusahaan energi tidak akan muncul hingga ada pemicu negatif dan memunculkan kelemahan perusahaan dari sisi utang. "Krisis minyak saat ini merupakan salah satu contoh potensi ini," kata Marks.