Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bank Sentral Jepang (BoJ) siap bermanuver. Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda menegaskan, pihaknya bakal meluncurkan berbagai senjata moneter baru untuk membangkitkan ekonomi.
Kuroda kembali membuka peluang bakal menggelontorkan stimulus dan menggunting suku bunga acuan. Kuroda melontarkan rencana ini di hadapan komite anggaran parlemen Jepang pada Rabu (12/10).
Kuroda menyatakan, bank sentral masih melanjutkan program stimulus berupa pembelian surat utang sekitar ¥ 80 triliun atau US$ 778 miliar untuk memulihkan harga obligasi.
"BoJ bersiap untuk melonggarkan kebijakan lagi, termasuk memotong suku bunga," ujar Kuroda seperti dilansir Reuters, kemarin.
Di bawah payung program yield curve control (YCC), BoJ bertujuan untuk mengerek harga obligasi negara yang saat ini berada di level 0%. Andai memangkas suku bunga acuan, itu artinya suku bunga bakal berada di bawah level saat ini yakni minus 0,1%.
Sumber Reuters berbisik, BoJ berpeluang besar menurunkan suku bunga acuan lebih dalam di level negatif pada pertemuan bulanan yang digelar 31 Oktober hingga 1 November mendatang.
"BoJ ingin menahan penguatan yen terhadap dollar," imbuh sumber tersebut.
BoJ menilai, penguatan yen selama ini menjadi penghambat terjadinya inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Survei terbaru Reuters menunjukkan, sebanyak 70% analis meyakini bahwa BoJ akan menambah stimulus pada petemuan Januari 2017.
Sementara, sebagian analis meyakini BoJ akan menyuntikkan stimulus tambahan pada pertemuan akhir bulan ini. Selain membahas suku bunga dan stimulus, BoJ dijadwalkan memberikan target jangka panjang inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada 31 Oktober. Ekonomi Jepang diperkirakan akan tumbuh sebesar 1% tahun ini.