Sumber: Channel News Asia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID -Â WASHINGTON. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, meski ada risiko kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) bertahan agak lama, namun masih terlalu dini alias prematur bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga pinjaman. Kenaikan bunga berisiko memperlambat pemulihan ekonomi AS.
Powell mengakui bahwa kendala pasokan dan kekurangan yang telah menyebabkan harga naik tajam dan kemungkinan akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Bahkan kemungkinan besar hingga tahun depan.
"Tetapi di The Fed, kami harus bersabar," kata Powell dalam diskusi panel yang diselenggarakan bank sentral Afrika Selatan seperti dikutip Channel News Asia, Sabtu (23/10).
Baca Juga: Dow Jones catat rekor tertinggi, S&P 500 dan Nasdaq turun
Namun, ia brada ilang, The Fed di jalur untuk mulai menarik kembali pembelian obligasi bulanan besar-besaran, yang akan selesai pada pertengahan 2022.
Tetapi, akan terlalu dini untuk benar-benar memperketat kebijakan dengan menaikkan suku bunga sekarang dengan efek dan maksud memperlambat pertumbuhan pekerjaan.
The Fed diperkirakan akan mengumumkan perlambatan pembelian obligasi pada pertemuan kebijakan bank sentral awal bulan depan, tetapi suku bunga acuan pinjaman diperkirakan tetap nol setidaknya sampai akhir tahun depan.
Inflasi di Amerika Serikat telah naik lebih dari dua kali lipat dari target 2% Fed. Tetapi Powell mengatakan hambatan pasokan kemungkinan akan berkurang, memungkinkan tekanan inflasi dan upah mengendur.
Namun, para pejabat perlu mengawasi dengan sangat hati-hati.
Powell telah berjanji bahwa The Fed akan bertindak untuk menahan inflasi, jika diperlukan.