Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform desain grafis asal Australia, Canva, mengumumkan penjualan saham karyawan dengan valuasi perusahaan mencapai US$ 42 miliar atau sekitar Rp 687 triliun (kurs Rp 16.350).
Langkah ini dilakukan menjelang rencana penawaran umum perdana (IPO) yang dilaporkan akan berlangsung tahun ini.
Penjualan saham tersebut memungkinkan karyawan melepas kepemilikannya kepada investor baru maupun investor lama. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh pemegang saham utama, Fidelity Management, dengan partisipasi investor baru dari divisi manajemen aset JPMorgan.
Baca Juga: Investor Legendaris AS Ini Rekomendasikan Jual Saham Tesla dan Beli Amazon
“Kami yakin Canva unggul di sektor desain dan dapat membantu menciptakan nilai jangka panjang bagi investor,” kata Felise Agranoff, Manajer Portofolio di Divisi Manajemen Aset JPMorgan.
Ia menekankan bahwa investasi pada perusahaan dengan terobosan di bidang kecerdasan buatan (AI) merupakan pilar penting dalam strategi manajemen aktif mereka.
Co-Founder sekaligus COO Canva, Cliff Obrecht, menyebut putaran pendanaan tersebut mengalami kelebihan permintaan yang signifikan. Namun, perusahaan tidak mengungkapkan jumlah saham yang akan dijual.
Didirikan pada 2013, Canva menyediakan layanan berbasis web untuk berbagai kebutuhan desain, mulai dari undangan pernikahan, kartu ucapan, unggahan media sosial, hingga presentasi. Saat ini, Canva memiliki lebih dari 240 juta pengguna aktif bulanan.
Baca Juga: Prajogo Pangestu Rajai Bursa Efek, Kapitalisasi Pasar Grup Tembus Rp 2.395 Triliun
Perusahaan juga terus berinvestasi pada pengembangan AI, termasuk fitur yang memungkinkan pengguna membuat desain serta elemen interaktif hanya dengan instruksi teks sederhana. Pada tahun lalu, Canva mencatat pendapatan tahunan sebesar US$ 3,3 miliar.
Situs berita teknologi *The Information* sebelumnya melaporkan bahwa IPO Canva kemungkinan besar akan digelar pada 2025.