Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - HERZOGENAURACH, Jerman. CEO Adidas Bjorn Gulden menyatakan bahwa tarif impor tambahan dari Amerika Serikat (AS) akan menyebabkan kenaikan harga dan menurunkan daya beli konsumen.
Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya bea masuk yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap China, Kanada, dan Meksiko.
Baca Juga: Adidas Memperkirakan Penjualan di Tahun Ini Tumbuh Melambat
Gulden mengungkapkan bahwa Adidas belum memperkirakan dampak potensial dari tarif AS terhadap Vietnam—negara manufaktur utama Adidas—yang juga terancam kenaikan bea masuk oleh Trump.
"Jika tarif 25% diterapkan pada lebih banyak negara, inflasi akan naik dan volume penjualan akan turun," kata Gulden kepada wartawan setelah melaporkan kinerja Perusahaan pada Rabu (5/3).
"Kami tahu itu akan terjadi, tetapi seberapa besar dampaknya? Kami bisa memberikan angka, tetapi satu hal yang pasti: kami harus menyesuaikan diri dengan sangat cepat."
Vietnam saat ini memproduksi 27% dari total produk Adidas, diikuti oleh Indonesia dengan 19% dan China sebesar 16%.
Baca Juga: Penjualan Sepatu Yeezy Berakhir, Kinerja Adidas Makin Susut
Namun, Gulden meremehkan dampak tarif tinggi AS terhadap produk buatan China, dengan menyebut bahwa hanya sebagian kecil dari produk Adidas yang dijual di AS berasal dari negara tersebut.
"Kami memiliki kurang dari 5% volume produk yang masuk ke AS yang diproduksi di China," ujarnya.