kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China berang, penutupan konsulat Houston dianggap taruhan pemilihan untuk Trump


Kamis, 23 Juli 2020 / 10:05 WIB
China berang, penutupan konsulat Houston dianggap taruhan pemilihan untuk Trump
ILUSTRASI. Donald Trump dan Joe Biden akan saling sikut di pemilihan presiden AS tahun 2020.


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Pemerintah China berang setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) berupaya menutup konsulat China yang berada Houston. Pemeritah China menilai, langkah Washington tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menyalahkan Beijing atas kegagalan Presiden Donald Trump jelang pemilihan presiden yang berlangsung pada bulan November. 

Mengutip Reuters, pemerintah AS memberi waktu selama 72 jam kepada China untuk menutup konsulat di Houston. Negeri Paman Sam menyebut, ini dilakukan "untuk melindungi kekayaan intelektual AS dan informasi pribadi AS'. 

Baca Juga: Diplomat top AS: Konsulat Houston jadi pusat pencurian riset militer China

Keputusan itu juga menandai peningkatan ketegangan yang dramatis antara dua ekonomi terbesar dunia di tengah tuduhan baru spionase China di AS dan seruan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk koalisi global melawan Beijing.

Kedutaan besar China di AS menggambarkan, langkah untuk menutup konsulat Houston sebagai "provokasi politik" dan meminta Washington untuk segera mencabut keputusan tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Ngeri China Hua Chunying menulis di Twitter bahwa China "pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas".

Surat kabar resmi berbahasa Inggris, China Daily, menggambarkan langkah itu sebagai "langkah baru dalam upaya pemerintah AS untuk menggambarkan China sebagai aktor jahat di panggung dunia, dan dengan demikian menjadikannya sebagai pelanggaran hukum bagi komunitas internasional."

"Langkah itu menunjukkan bahwa pemimpin AS tertinggal di belakang lawan dalam pemilihan presidennya setelah jajak pendapat. Ini membuat pemimpin AS berusaha keras untuk menggambarkan China sebagai agen kejahatan," tambahnya.

The Global Times, sebuah tabloid berbahasa Inggris yang dijalankan oleh surat kabar People's Daily, Partai Komunis China, juga menuduh Presiden AS Donald Trump bermain politik. "Pemilihan presiden November membuat Washington marah," tulis mereka. 

Baca Juga: Memanas! AS beri China waktu 72 jam untuk tutup konsulat Houston, ini yang terjadi

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis pagi, kedutaan besar China di Washington menuduh Negeri Paman Sam "memalsukan bukti yang tidak berdasar" tentang tindakan misi diplomatik China dan mendesaknya untuk segera mencabut keputusan keliru ini.

"Sudah waktunya menginjak rem dan kembali ke arah yang benar!" ungkap kedutaan yang diposting secara terpisah di akun Twitter resminya.

Menurut pengajuan pengadilan AS, Biro Investigasi Federal juga menuduh bahwa seorang peneliti China yang dituduh melakukan penipuan visa dan menyembunyikan ikatan dengan militer sekarang bersembunyi di konsulat China di San Francisco.

Peneliti China lainnya di universitas AS juga telah ditangkap karena penipuan visa, menurut pengajuan FBI tersebut. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×