Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Industri kendaraan listrik China kini berkembang sangat pesat. Merek-merek mobil listrik asal Negeri Panda ini sudah merajai penjualan global. Pemasok baterai terbesar di dunia saat ini juga masih berasal dari China. Perkembangan pesat tersebut tak lepas dari dukungan besar yang diberikan pemerintahnya.
Berdasarkan penelitian Scott Kennedy, pakar Tiongkok di Pusat Studi Strategis dan Internasional, pemerintah China telah menggelontorkan subsidi dan bantuan sebesar US$ 231 miliar terhadap industri kendaraan listrik. Dukungan setara Rp 3.742,2 triliun tersebut diberikan selama periode tahun 2009 hingga 2023.
Menurut riset tersebut, lebih dari separuh dari dana dukungan itu diberikan dalam bentuk pembebasan pajak penjualan.
Sisanya dalam bentuk potongan harga pembeli yang disetujui secara nasional, pendanaan pemerintah untuk infrastruktur seperti stasiun pengisian daya, pengadaan kendaraan listrik pemerintah, serta program dukungan penelitian dan pengembangan.
Baca Juga: Penjualan Kendaraan Listrik di Asia Tenggara Meningkat
Temuan tersebut muncul setelah Uni Eropa mengumumkan akan menaikkan tarif se besar 48% pada kendaraan yang diimpor dari China sebagai kompensasi subsidi.
Keputusan Eropa tersebut menyusul langkah Amerika Serikat (AS) menaikkan tarif atas mobil listrik China sebanyak empati kali lipat.
Menurut laporan Bloomberg, Kanada kemungkinan juga bakal mengikuti langkah AS dan Uni Eropa tersebut.
Kennedy mengatakan, kendaraan listrik China mendapat manfaat dari dukungan kebijakan industri yang besar. Sehingga, produknya semakin meningkat kualitasnya dan semakin menarik bagi konsumen di China maupun di luar negaranya.
“Respon efektif yang dilakukan AS, Eropa, dan negara lain harus mempertimbangkan kedua fakta tersebut,” tulis Kennedy dalam risetnya dilansir Bloomberg, Jumat (21/6).
Dia menggambarkan data tersebut sangat konservatif dan mencatat bahwa data tersebut tidak mencakup program rabat tingkat lokal di kota-kota seperti Shanghai dan Shenzhen yang dirancang untuk mendorong pemilik mobil konvensional beralih ke kendaraan listrik.
Baca Juga: Aksi Balas Perang Dagang, Ini Produk Eropa yang Jadi Target China
Hal ini juga tidak termasuk lahan, listrik, dan kredit berbiaya rendah yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh beberapa produsen kendaraan listrik, dan tidak termasuk dukungan untuk perusahaan baterai dan bagian lain dari rantai pasokan.
Pada basis per kendaraan, dukungan telah turun dari US$ 13,860 pada tahun 2018 menjadi hanya di bawah US$ 4,600 pada tahun 2023, atau kurang dari kredit US$ 7,500 yang tersedia bagi pembeli kendaraan yang memenuhi syarat di AS berdasarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi, menurut postingan tersebut.
Pengecualian pajak penjualan bernilai hampir US$ 40 miliar pada tahun lalu, meningkat dari di bawah US$ 10 miliar pada tahun 2020 karena peningkatan pesat dalam penjualan kendaraan listrik.