Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DALIAN. Pemerintah China berambisi memenangkan hati Dana Moneter Internasional atawa International Monetary Fund (IMF) supaya yuan masuk dalam keranjang mata uang cadangan internasional. Negara Tembok Besar ini akan membuka pintu bagi bank sentral luar negeri untuk berdagang valas di pasar domestik. Kelonggaran ini memungkinkan otoritas keuangan asing memiliki cadangan devisa dalam yuan.
Sebelumnya, Pemerintah China telah mengizinkan bank sentral asing berpartisipasi dalam pasar obligasi antar bank. "Langkah berikutnya adalah memungkinkan bank sentral asing berpartisipasi langsung dalam pasar valuta asing antar bank," ujar Perdana Menteri China, Li Keqiang.
Benny Lam, Wakil Kepala Penelitian di Agricultural Bank of China International Securities, Hong Kong mengatakan, keikutsertaan bank sentral asing akan membuat nilai tukar yuan onshore diakui secara global. "Secara umum, itu langkah positif untuk internasionalisasi yuan," kata Benny seperti dikutip Bloomberg.
Menurut laporan Standard Chartered Plc yang diterbitkan Mei 2015 lalu, lebih dari 60 bank sentral global dan dana sovereign wealth telah diinvestasikan dalam aset berdenominasi yuan. Total kepemilikan gabungan antara US$ 70 miliar-US$ 120 miliar.
Namun, Irene Cheung, ahli Strategi Mata Uang di Australia & New Zealand Banking Group Ltd tak yakin upaya Pemerintah China ini bakal menggiring dana asing masuk ke pasar domestik secara signifikan dalam jangka pendek. Menurutnya, bank sentral asing tidak tertarik berinvestasi di tengah ancaman depresiasi. "Kesenjangan antara yuan onshore dan offshore sempit ketika fundamental ekonomi China lebih baik," jelas Irene.
Berbicara di Forum Ekonomi Dunia, Li Keqiang mengatakan tidak ingin perang mata uang dan berjanji menjaga stabilitas mata uang yuan di tingkat wajar.