Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - YOKOSUKA. Militer China mengirim kapal induknya berlayar di dekat Jepang dan Taiwan saat kapal-kapal induk militer Amerika Serikat (AS) meninggalkan wilayah tersebut karena tengah berjuang melawan wabah virus corona atau Covid-19.
Kapal induk China Liaoning dan lima kapal perang China terlihat berlayar melalui Selat Miyako dan melewti Taiwan selama akhir pekan lalu.
Hal itu sebagaimana dilaporkan Kementerian Pertahanan Jepang pada hari Senin (13/4) seperti dilansir Stripes.com.
Baca Juga: WHO: Tiga dari 70 calon vaksin virus corona mulai diuji coba ke manusia
Kapal Induk Liaoning dan lima kapal perang yang menyertainya tersebut melewati selat selebar 155 mil di tengah-tengah antara Pulau Jepang Okinawa dan Miyako pada hari Sabtu.
Kemudian armada kapal perang China tersebut berbelok ke selatan dan melewati bagian Timur Taiwan pada hari Minggu, menurut laporan tersebut. Selat ini cukup lebar untuk memenuhi syarat sebagai jalur pelayaran internasional.
Pasukan Bela Diri Maritim Jepang langsung beraksir dengan melacak pergerakan angkatan laut China tersebut.
Dari hasil pelacakan, Kapal Induk China tersebut berlayar bersama dua kapal perusak rudal berpemandu dan dua kapal perang multi-perang, dan satu kapal pendukung tempur kelas pasokan saat gugus tempur itu melewati 262 mil barat daya Kepulauan Danjo Nagasaki sekitar pukul 7 malam waktu setempat hari Jumat lalu.
Kemudian, sekitar pukul 4 pagi dini hari pada hari Sabtu, kapal induk dan kelompoknya tersebut bergerak melalui selat. "Kami terus memeriksa kapal-kapal itu melalui laut dan udara," kata pejabat itu yang enggan dituliskan namanya.
Sementara itu, Angkatan Laut Taiwan mengirim kapal-kapal dari Suao untuk memantau pergerakan kapal perang China tersebut ketika melewati pulau itu pada hari Minggu, menurut South China Morning Post, yang mengutip Kementerian Pertahanan Taiwan.
Baca Juga: Trump kecam pakar yang akui AS bisa selamatkan banyak nyawa bila bergerak lebih cepat
Enam kapal berlayar timur Taiwan, menurut surat kabar Jepang Sankei News, yang juga mengutip kementerian pertahanan Taiwan.